JAKARTA – Raksasa data center Indonesia, DCI Indonesia membuka peluang lebih luas untuk talenta digital tanah air. Salah satunya sudah bisa memiliki pegawai dari lulusan SMK.
Presiden Direktur PT DCI Indonesia Tbk., Otto Toto Sugiri mengatakan pihaknya telah menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membantu operasional data centernya. Teknologi tersebut berhasil meningkatkan produktivitas engineer mencapai di atas empat kali lipat.
“Jumlah karyawan di DCI 150 orang. Kami menangani 7 gedung data center di 3 lokasi berbeda. Dengan kapasitas 83 mw yang sekarang. Bahkan kami bisa mulai mentrain dan melatih dan employee lulusan SMK Teknik untuk site engineer kami,” kata Otto dalam Data Center Industry Dialogue dengan tema “Data Center The New Engine for Indonesia Economy”, pada Rabu (11/9/2024).
DCI Indonesia kini menjadi salah satu perusahaan dengan harga saham paling mahal di Bursa Efek Indonesia. Harga saham perusahaan berkode DCII itu diperdagangkan di harga Rp 41.750 pada penutupan perdagangan Selasa (10/9/2024) dengan kapitalisasi pasar melebihi Rp 103 triliun.
Pria yang dikenal sebagai Bill Gates Indonesia mengakui tantangan data center pada sektor sumber daya manusia. Salah satunya jarang posisi teknisi data center atau data center engineering yang bertugas mulai dari desain hingga mengoperasikan data center.
Selain data center engineering, konsultan juga tidak ada dari Indonesia. Karena sejauh ini, masih memperkerjakan orang dari luar negeri.
“Walaupun basic pendidikan mechanical, data center ini bukan bisnis IT, tapi disiplinnya electrical dan mechanical engineering. Saat itu masih langka, apalagi yang sudah certified. Konsultan pun kita ambil dari luar,” jelasnya.
Otto mengatakan melakukan berbagai hal untuk mengatasi tantangan SDM ini. Salah satunya bekerja sama melakukan pelatihan dengan pemain dari luar negeri.
“Kami kerja sama dengan pemain data center terbesar di dunia training. Itu awalnya untuk mitigasi kendala itu. Sesudah itu kita bisa mandiri,” ujar Otto.
Membangun Raksasa Data Center di Tanah Air
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, jalan panjang Otto Toto Sugiri mendirikan data center di Indonesia. Awalnya dia hanya ingin membantu pelanggan di industri perbankan saat krisis 1998.
“Kalau cerita awalnya dimulai tahun 1998 waktu krisis. Enggak sengaja dari semangat membantu pelanggan kami terutama di perbankan waktu itu kesulitan. Inisiatif awal dibuat seperti itu. Jadi kita buat Data Center, mengambil Data Centre perbankan dengan memberikan biaya lebih murah. Awalnya begitu,” kata Otto.
Kemudian, Otto sadar bahwa perkembangan dunia digital akan makin masif nantinya. Termasuk pentingnya data yang disebut sebagai ‘the next oil’.
Perkembangan itu butuh infrastruktur yang mumpuni. Salah satunya adalah kehadiran data center sebagai infrastruktur penyimpanan data.
“Tapi kemudian kita sadar ke depan bahwa data is the next oil. Artinya kalau dari sisi infrastruktur digital ekonomi ke depan dan booming e-commerce, unicorn, dan digital ekonomi mulai kebentuk,” jelas Otto.
“Butuh dua infrastruktur, pertama telekomunikasi yang baik. Kedua, data center untuk menyimpan data. Di luar data adalah aset,” imbuhnya.
Berdirinya PT DCI Indonesia berasal dari tantangan. Karena hingga belasan tahun lalu belum ada yang memiliki kualitas baik, sehingga banyak perusahaan yang memilih menyimpan data di negara lain seperti Singapura.
DCI berdiri dengan tujuan untuk mendirikan data center tier 4 di Asia Tenggara. Otto mengatakan ada potensi untuk mengembangkan industri ini menjadi lebih besar.
“Belum dilihat sebagai industri, masih sebagai perangkat. Ada data center kecil di tengah kota. Kami jadi pionir mengambil lahan, membuat data center, dan kita pertama di Asia Tenggara. Dan kita rencanakan ini akan jadi besar. Potensi tumbuh besar,” kata Otto yang menjabat sebagai Presiden Direktur PT DCI Indonesia Tbk itu.
Otto menilai industri data center sudah lumayan bertumbuh. Tercatat sejak 2021, permintaannya terus naik dan pemain juga bertambah banyak.
“Dari asing maupun lokal dan mungkin akhir tahun ini, kita sudah akan mencapai 300 mw, tahun depan bisa 600 dengan banyaknya pemain,” ungkap dia. (Calvin G. Eben-Haezer)