Sabtu, 18 Januari 2025

Mantap! Ridwan Kamil: Jangan Bikin Kebijakan Tanpa Ideologi

JAKARTA- Gotong Royong sudah saatnya dimulai dalam berbagai pembangunan di pusat maupun daerah. Oleh karenanya penting untuk tidak meremehkan masukan dari masyarakat. Karena dengan kerelawanan rakyat, tatakelola pemerintahan menjadi lebih baik. Hal ini disampaikan oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil pada Sekolah Partai PDI-Perjuangan di Depok, Sabtu (10/9) yang dihadiri oleh ratusan calon kepala daerah dari PDI-Perjuangan.

“Jangan bertindak tanpa teori atau studi. Jangan membuat kebijakan  tanpa (kepentingan-red) ideologi (Pancasila-red)”, tegasnya menjawab pertanyaan calon bupati Tulangbawang Winarti yang menanyakan inovasi pembangunan yang sesuai untuk kabupaten.

Dalam pengalamannya membangun ethos Gotong Royong di Kota Bandung ia memaparkan berbagai program inovasi seperti Ojek Makanan Balita (Omaba) yang tugasnya mendatangi balita gizi buruk. Untuk usaha kecil dan menengah juga diberikan bebas perijinan dan kredit mikro tanpa agunan.

“Selain itu bis sekolah sukses menjadi solusi karena didasarkan riset dan diformulasi berdasar nilai-nilai kemanusiaan, religiusitas, musyawarah, keadilan sosial dari Pancasila,” tegasnya.

Kepada Bergelora.com juga dilaporkan bahwa, Ridwan Kamil juga berbagi tips bagaimana mengurangi korupsi secara drastis  dengan melalui penggunaan teknologi sehingga APBD ada penghematan Rp1 Triliun. Pembangunan Smart City sangat penting untuk mereformasi birokrasi sehingga pelayanan publik bisa ditingkatkan.

“Jangan pernah meremehkan gagasan publik, libatkan masyarakat dalam membangun. Dengan kerelawanan masyarakat tata kelola pemerintahan menjadi lebih baik karena mereka juga melakukan pengawasan yang langsung dilaporkan ke saya,” ujar Ridwan Kamil.

Calon bupati Singkil,Dul Mursid, meminta penjelasan bagaimana Ridwan Kamil bisa menerbitkan 300-an rumah ibadah di Bandung.

“Saya minta rekom dari FKUB untuk menerbitkan ijin. Tapi saya juga membuat forum silaturahmi antar umat beragama untuk memberikan bimbingan masyarakat terkait nilai-nilai Pancasila dan Konstitusi. Hanya dua ormas radikal yang tidak mau masuk forum tersebut,” jawab Ridwan sambil meyakinkan untuk memakai strategi  musyawarah yang merupakan budaya asli Indonesia.

Merujuk pengalaman dan sosok Ridwan Kamil, Kepala Sekolah Komarudin Watubun mengingatkan bahwa bagi kepala daerah dan politisi PDIP harus berkinerja bagus tetapi sekaligus menjadi penyebar Pancasila dan ajaran Sukarno di masyarakat

“Kita harus membentengi ideologi anak-anak muda dari ancaman ekstrimisme agama yang makin menjadi-jadi,” kata Komarudin.

Eva Kusuma Sundari sebagai Sekretaris Sekolah Partai menjelaskan bahwa kurikulum sekolah partai selain tentang ideologi dan strategy untuk menang pilkada tetapi juga memberi inspirasi bagaimana ideologi menjadi solusi masalah kebangsaan.

“Masalah klasik pembangunan yaitu kebodohan dan kemiskinan. Saat ini diperburuk oleh masalah baru yaitu radikalisme dan ekstrimisme,” kata Eva Sundari. (Roy Pangharapan)

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru