BANDAR LAMPUNG- Pelayanan kesehatan di Provinsi Lampung khususnya rumah sakit daerah setiap tahun dinilai masyarakat semakin menurun, karena dinilai tidak menjangku masyarakat bawah. Sejumlah kasus pun kerap terjadi di kepemimpinan Ridho Ficardo, seperti mobil ambulans Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeluk (RSUDAM) yang menolak mengantarkan pasien.
Beberapa hari lalu kembali terjadi masalah kesehatan, Murni Rohayati (38), warga Dusun Leuweung Kolot, Pekon Campang Way Handak, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, meninggal dunia setelah berjuang sendirian melahirkan bayinya.
Karena tempat tinggal yang jauh dari pelayanan kesehatan bahkan rumah sakit, sehingga ibu bersama calon bayinya meninggal karena ingin melahirkan.
Diketahui jarak rumahnya yang berada di kawasan hutan lindung itu berada sangat jauh dari pusat kesehatan yakni 20 Kilometer.
Sejumlah warga berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali, pelayanan kesehatan harus menyentuh masyarakat sampai ke pelosok hutan.
“Seharusnya kejadian yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan tidak terjadi lagi, bisa diantisipasi dengan pengawasan atau bidan turun ke desa,” kata Suparjo warga Kabupaten Tanggamus kepada Bergelora.com di Bandar Lampung, Selasa (3/4).
Seharusnya pelayanan kesehatan bisa menyentuh langsung masyarakat bawah, tapi sampai dengan saat ini tidak ada dan bidan atau puskesmas turun ke desa pun tidak jalan.
Hal senada disampaikan, Rohimat warga Kabupaten Tanggamus mengungkapkan bahwa kejadian beberapa waktu lalu menjadi coretan buruk bagi pemerintahan Ridho Ficardo-Bahtiar Basri sebab pelayanan kesehatan tidak menyentuh masyarakat.
“Pelayanan kesehatan harus bisa menyentuh masyarakat, jangan hanya untuk orang perkotaan,” ujarnya.
Jika tinggal di kota pelayanan kesehatan mungkin maksimal, tapi untuk warga yang berada di pedesaan jauh dari rumah sakit seperti apa solusinya.
Seharusnya itu sudah ada solusinya, bukan baru ada kejadian pemerintah baru bisa bertindak.
Kesedihan Nunik
Yang menyentuh adalah tanggapan Bupati (Non-Aktif) Lampung Timur, Chusnunia yang dipanggil mbak-Nunik terhadap berita kematian diatas yang dimuat di media massa cetak Kupas Tuntas di Lampung dan link berita https://www.kupastuntas.co/2018/04/02/miris-jauh-dari-rumah-bersalin-ibu-dan-anak-meninggal-dunia/ .
Tanggapan Nunik itu berisikan Bait Lagu Perjuangan ‘Darah Juang’ karya John Tobing. Dibawah ini isi lengkapnya akun instagramnya:
noenia_ch: Duka pagi ini…..Gusti…..”di sini negeri kami, tempat padi terhampar….samuderanya kaya raya, tanah kami subur tuan. Di negeri permai ini, berjuta rakyat bersimbah luka, anak kurus tak sekolah, pemuda desa tak kerja….mereka dirampas haknya…tergusur dan lapar. Bunda relakan darah juanh kami..padamu kami berjanji”…
Bagaimana saya tidak menangis menyanyikan lagu ini…..bagaimana kita tidak tergugah hati kita…..tidak ada yang penting dari politik, kecuali kemanusiaan!!…buatku pilkada bukan pertarungan rebutan kekuasaan…ini pertaruhan perjuangan nasib rakyat…ini tentang perjuangan kemanusiaan...
Selengkapnya lihat pada Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Senin, 02 April 2018.
Tanggapan Nunik direpost dan mendapat komentar dan dukungan yang luas atas pernyataannya. (Salimah)