JAKARTA – Indonesia merupakan negara dengan sebaran gunungapi terbanyak di dunia yakni sebanyak 127 gunung api. 77 gunung diantaranya sering mengalamai erupsi (gunungpi Tipe A) dan ada 16 dari 77 tersebut berada pada tingkat aktivitas/statusnya di atas Level I/Normal. Dari 16 gunungapi tersebut sebagian besar sudah termasuk dalam gunungapi dengan kategori sistem monitoring Prioritas Pemantauan 1 (PP1), yaitu gunungapi dipantau dengan minimal 4 stasiun seismik dan 2 stasiun deformasi.
Sebelum dilakukan monitoring intensif/belum dimonitor jumlah korban akibat letusan gunungapi di Indonesia sangat tinggi (sebelum 1980, diatas 250 ribu jiwa), namun jumlahnya berkurang signifikan setelah adanya sistem mitigasi yang lebih baik di Badan Geologi (setelah 1980, kurang dari 400 jiwa).
Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral selaku institusi terkait kebencanaan geologi megharapkan, untuk meminimalkan dampak akibat bencana gunungapi selain dilakukan penguatan sistem monitoring upaya, para stakeholder dan masyarakat sangat diharapkan dapat mematuhi rekomendasi daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh Badan Geologi sesuai tingkat aktivitas gunungapinya.
Pemerintah Daerah dan instansi terkait juga diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunungapi di wilayahnya.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan saat ini dari 16 gunung api berstatus diatas “Normal” yang terpantau hanya satu yang berada berstatus “Awas” yakni gunung api Sinabung yang terletak di Tanah Karo, Propinsi Sumatra Utara.
Status “Awas” gunung Sinabung ditetapkan sejak tanggal 02 Juni 2015. Pada awalnya Gunung Sinabung adalah Gunung Api strato tipe B atau sejarah letusannya tidak tercatat meletus sejak tahun 1600-an. Namun untuk pertama kali setelah lebih dari 400 tahun tidak ada aktivitasnya, kemudian terjadi letusan freatik pada 27 Agustus 2010.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Badan Geologi, Kementerian ESDM, terus melakukan pemantauan aktifitas gunung api di Indonesia termasuk 127 gunung api lainnya. Prioritas pemantauan dilakukan pada 69 gunung api aktif dengan mendirikan 74 pos pengamatan gunung api di seluruh Indonesia. (Calvin G. Eben-Haezer)