JAKARTA- Pengamat pertahanan dan militer Connie Rahakundini Bakrie menilai sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani atas aksi walk out Amerika Serikat (AS) hingga Inggris di Presidensi G20 beberapa waktu lalu menunjukkan ketegasan Indonesia.
“Pernyataan resmi dari Menkeu bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan berjalan terus meski ada aksi walk out merupakan sikap yang harus kita hormati, jadikan pedoman, dan junjung bersama,” ucap Connie, Minggu (8/5).
Menurut dia, selama ini Indonesia belum terlihat tegas menyikapi posisinya atas konflik Rusia dan Ukraina dalam Presidensi G20.
Selain menegaskan posisi Indonesia dalam aksi walk out negara-negara Barat di G20, Menkeu RI juga mengingatkan kembali slogan G20 Indonesia, yakni pulih bersama, pulih lebih kuat atau recover together, recover stronger.
Connie berpendapat langkah tersebut menegaskan Presidensi G20 Indonesia tak bisa dibajak dengan aksi politik atas konflik kedua negara.
Dengan sikap Sri Mulyani tersebut, warna kedaulatan dan kemandirian Presidensi Indonesia dalam G20 pun terlihat lebih jelas.
“Indonesia terbukti negara merdeka dan berdaulat. Cara kita mau menyelesaikan konflik Rusia dan Ukraina bisa kita yang pilih. Jangan didikte atau diancam karena Indonesia tidak langsung terlibat di situ,” tuturnya.
Pernyataan lengkap Connie Rahakundini:
Ujian Kedaulatan
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya Connie Rahakundini menjelaskan bahwa keputusan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 menjadi ujian bagi Indonesia. Dalam hal ini yang diuji adalah Indonesia sebagai negara Gerakan Non Blok.
Connie menilai makna Gerakan non blok yang diserukan Presiden pertama RI, Soekarno (Bung Karno), bukan berarti posisi netral non blok perlu bergerak mengambil sikap di antara dua kelompok yang berperang.
Connie mengatakan Bung Karno sejatinya ingin menyatakan Indonesia tak boleh menjadi pengecut dan harus mengambil posisi. Bahkan, ikut berperang demi mewujudkan perdamaian dunia.
“Ini kan menarik, selama ini kita tangkap non blok ini tidak ke sini ke sana,” terang Connie.
Hal tersebut tertuang dalam pidato Bung Karno tahun 1961 terkait Gerakan non blok. Pidato itu berbunyi:
“Jangan lah Anda salah paham, non blok bukanlah netralitas. Ini bukan sikap pura-pura alim atau munafik dari seseorang, yang menjauhkan diri dari penyakit menular.”
“Political block, bukan lah politik mencari posisi netral jika ada perang. Politik non blok bukanlah politik netral tanpa warna sendiri.”
“Menjadi non blok tidak berarti menjadi penyangga antara dua kelompok raksasa. non blok adalah pengabdian yang aktif bagi cita-cita luhur kemerdekaan yang berpegang teguh pada perdamaian, keadilan sosial, dan kebebasan untuk menjadi merdeka.”
Jokowi Undang Putin
Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan undangan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk hadir di KTT G20 Bali. Pihak Rusia juga mengapresiasi peran Indonesia yang menjadi penyeimbang.
Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva menyatakan Presiden Putin sudah membuat “keputusan tahap awal” bahwa ia berniat untuk hadir, meski keputusan masih bisa berubah.
“Undangan dari Presiden Jokowi telah dikirimkan,” ujar Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva kepada pers, Kamis (14/4/2022).
“Sebagai duta besar, saya sangat berharap presiden kami akan mengunjungi Indonesia dan menghadiri G20,” jelasnya.
Pihak Rusia juga tidak ambil pusing terhadap retorika Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen bahwa negaranya tak akan mengirim delegasi jika Rusia tidak mau datang. Dubes Lyudmila setuju bahwa langkah AS adalah bentuk “bullying” dan “pemerasan”.
“Kamu bisa menggunakan istilah-istilah tersebut, tetapi kami mengapresiasi posisi pemerintah Indonesia yang sangat tepat fokus kepada agenda ekonomi,” ucap Dubes Lyudmila. (Web Warouw)