JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutia Hafid mengatakan, pusat kecerdasan buatan (AI Center) akan didirikan di Jayapura, Papua pada awal 2025. Hal itu disampaikan Meutia saat memberikan sambutan di acara Indonesia AI Day 2024 yang digelar di Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Menurut Meutia, informasi itu ia dapatkan saat berbincang dengan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha.
“Mungkin boleh saya umumkan di sini bahwa Pak Vikram menargetkan Januari atau Februari kita akan punya AI Center di Jayapura, Papua,” kata Meutia.
Ia menyampaikan, keberadaan AI Center itu merupakan upaya untuk mendukung ekosistem AI nasional.
Meutia menekankan ada aspek 3P yang diutamakan pemerintah. Pertama, policy (kebijakan), lalu people, dan platform. Aspek policy akan menjembatani gap kebijakan, memberikan kepastian hukum tetapi tidak membatasi potensi inovasi.
“Ada dua pendekatan dalam memandang kebijakan tata kelola AI nasional yaitu horizontal bersifat general, di mana berlaku bagi seluruh sektor yang memanfaatkan teknologi AI dan juga pendekatan vertikal yang bersifat sektoral, di mana setiap sektor dapat menghadirkan ketentuan khusus yang berlaku bagi sektornya masing-masing,” jelas Meutia.
Selanjutnya, untuk aspek people, pemerintah fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Salah satu wujudnya adalah melalui kolaborasi Komdigi dengan industri perguruan tinggi dan asosiasi pada program digital talent scholarship. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing SDM digital, termasuk di bidang AI. Pendirian AI Center menurut Meutia masuk dalam aspek ini.
“Kita akan fokus pada penciptaan beragam adopsi teknologi yang dapat mendorong kolaborasi antara pemangku kepentingan demi menghadirkan ekosistem AI yang inklusif. Pada akhirnya, saya ingin mengajak kita semua untuk bersama-sama. Yang pertama, memanfaatkan AI untuk kebaikan,” kata Meutia.
“Mari kita gunakan kecerdasan buatan ini untuk memecah masalah sosial, meningkatkan kualitas hidup, serta mendorong inovasi. Kami juga akan mengajak untuk sama-sama mengembangkan talenta digital. Kita perlu mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan memadai untuk menghadapi era AI dan kami mengajak untuk kita semua membangun ekosistem AI yang sehat,” tegasnya.
Sebagai Informasi, pendirian AI Center ini bukan merupakan yang pertama di Indonesia.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Universitas Kristen Indonesia (UKI) bekerja sama dengan salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat, University of Southern California (USC), telah membentuk AI Center berbasis universitas di Indonesia.
Tujuan dari AI Center tersebut adalah untuk membangun literasi AI bagi masyarakat Indonesia, yang akan dimulai dari para mahasiswa UKI. Pembina Yayasan Universitas Kristen Indonesia, Edwin Soeryadjaya, sangat antusias berkolaborasi dengan University of Southern California (USC), yang merupakan salah satu pemimpin dunia dalam pengembangan dan penerapan AI untuk pendidikan dan penelitian.
AI Center yang didirikan oleh UKI dengan kemitraan teknis dari USC ini bertujuan meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan AI, dengan menggabungkan keahlian dari kedua universitas untuk menghasilkan inovasi teknologi yang signifikan. Indonesia berada pada peringkat ke-3 dunia sebagai penyumbang kunjungan aplikasi AI pada tahun 2023 yang mencapai 1,4 miliar kunjungan.
Sebelumnya, Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, mengatakan bahwa AI saat ini sudah menjadi top of mind bagi masyarakat Indonesia.
Tak hanya menjadi top of mind masyarakat Jakarta, warga daerah pun sudah menaruh kepercayaan utama kepada AI.
Di sisi lain, AI juga sangat penting untuk mengembangkan inovasi bisnis.
“Salah satu hal yang penting untuk jadi fokus kita semua adalah AI. AI sangat penting untuk digunakan oleh bisnis supaya bisa terus berkembang dengan berkelanjutan dan terus berinovasi,” ujar Veronica di Kantor Google Indonesia pada Rabu (13/11/2024).
“Nah, di Indonesia sendiri, AI sudah menjadi top of mind untuk masyarakat Indonesia. Dari data Google, kita melihat bahwa minat yang tinggi ini ternyata enggak hanya di Jakarta, lho, tapi juga kita melihat terjadi di daerah-daerah,” tambah dia.
Beberapa daerah yang dimaksud yakni Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau. Veronica melanjutkan bahwa ketertarikan penggunaan AI di Indonesia juga mencakup berbagai bidang. Namun, bidang yang paling banyak menggunakan AI adalah marketing atau pemasaran dan gaming (pengembangan game). Kemudian disusul oleh bidang pendidikan, pembuatan konten, serta editing foto dan video. (Web Warouw)