Senin, 9 Desember 2024

Peringatan Panglima TNI : Teroris Nyaman Karena Ada Celah Hukum di Indonesia

JAKARTA- Aksi terorisme saat ini tidak sama dengan aksi kriminal karena mengancam aturan sosial, keamanan individu dan keamanan nasional. Pelaku teror merasa nyaman di Indonesia karena hukum di Indonesia masih ada celah. Rekrutmen  pelatihan dilakukan ke luar negeri untuk kemudian dikembalikan membangun sel teroris di dalam negeri. Hal ini disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat menerima kunjungan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siraj beserta Pengurus Besar PBNU dalam rangka pelaksanaan Shalawat satu milyar di beberapa daerah, bertempat di Kantor Panglima TNI Jalan Merdeka Barat No. 2, Jakarta Pusat, Kamis (13/10).

“Saat ini teroris telah merekrut anak-anak dibawah umur 10 tahun untuk dilatih di Suriah, Irak dan Libya menjadi teroris selanjutnya akan kembali ke Indonesia dan di daerah masing-masing membentuk sel-sel teroris,” imbuhnya.

Menyikapi perkembangan situasi yang terjadi di Indonesia khususnya masalah terorisme, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan, terorisme bukan perbuatan kriminal biasa, akan tetapi sebagai kejahatan terhadap negara.

“Inilah yang membuat pelaku teror merasa nyaman di Indonesia karena hukum di Indonesia masih ada celah dan perlu adanya perubahan pendekatan dalam menghadapai tindakan terorisme yang sudah masif dengan lebih mengutamakan tindakan deteksi dan cegah dini,” pungkas Panglima TNI.

Shalawat Satu Milyar

Kepada Bergelora.com dilaporkan, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo  menyatakan akan memerintahkan para Pangkotamaops TNI untuk mengerahkan prajuritnya ikut dalam Shalawat satu milyar tersebut.

“Saya mengapresiasi Shalawat satu milyar yang merupakan suatu kegiatan sangat bagus, karena mengandung nilai tulus ikhlas demi keselamatan bangsa Indonesia,” katanya.

Menurut Panglima TNI, catatan sejarah bangsa Indonesia secara jelas menggambarkan betapa para ulama dan santri menjadi soko guru perjuangan kemerdekaan. Ulama dan santri bukan sekedar membantu perjuangan, tetapi sebagai pelaku perjuangan melawan penjajah.

“Guyubnya antara TNI-rakyat, ulama dan santri menjadi motivasi kekuatan yang besar dalam menghadapi setiap tantangan bangsa saat ini,” ungkap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Sementara itu, KH. Said Aqil Siraj dalam audiensinya mengatakan bahwa, penyelenggaraan Hari Santri yang diperingati pada tanggal 22 Oktober 2016, akan digelar secara serentak dengan membaca Shalawat Nariyah satu milyar yang tersebar di sembilan wilayah Provinsi dan Kabupaten di Indonesia yaitu, Provinsi Nanggore Aceh Darussalam, Lampung, DKI Jakarta, Cilegon Banten, Garut Jawa Barat, Magelang Jawa Tengah, Lirboyo dan Sidogiri Jawa Timur, dan NTB.

Selain Shalawat satu milyar, akan dilaksanakan pula kirab Resolusi Jihad yang dilaksanakan tanggal 13 Oktober 2016 mulai dari Banyuwangi Jawa Timur menuju Cilegon Provinsi Banten. Resolusi jihad NU merupakan salah satu bukti bahwa umat Islam Indonesia selalu menjadi garda terdapan dalam menjaga kedaulatan NKRI.

Dalam kesempatan tersebut, KH. Said Aqil Siraj mengharapkan kehadiran Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk memberikan pengarahan tentang resolusi jihad kepada para santri yang merupakan generasi muda yang berkewajiban untuk membela bangsa dan negara.

Turut mendampingi Panglima TNI yaitu Koorsahli Panglima TNI Marsda TNI Prihadi Agus Iriyanto, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, S.I.P., Aspers Panglima TNI Marsda TNI Bambang Samoedro, S.Sos., M.M., Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto dan Kapuspen TNI Brigjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si. (Kolonel Inf Bedali Harefa)

 

 

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru