JAKARTA- Keputusan Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang menetapkan pemilihan kepala daerah (pilkada) kembali dilakukan oleh DPR setempat merupakan jalan masuk untuk kembali ke Undang-undang Dasar 45 yang asli. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum Front Pelopor, Rachmawati Soekarnoputri kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (26/9).
“Pilkada tidak langsung dapat dikatakan entry point menuju kembali ke UUD’45 yang asli,” ujarnya.
Pilkada langsung yang dilakukan selama ini menurutnya merupakan bagian dari demokrasi liberal yang justru merugikan rakyat. Pilkada yang dilakukan lewat DPR setempat adalah pelaksanaan sila ke empat dari Pancasila.
“Artinya daulat rakyat dikembalikan pada musyawarah dan mufakat seperti perintah dari sila ke 4 Pancasila. Ini adalah antithese dari demokrasi liberal yang melaksanakan pemilihan langsugn yang rawan konflik horizontal dan potensial menjual aset-aset negara,” tegasnya.
Peringatan KSAD
Rachmawati mengingatkan kembali peringatan Kepala Staff Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo di depan Badan Eksekutig Mahasiswa se Indonesia beberapa waktu lalu tentang bahaya intervensi asing di dalam negeri.
“Peringatan KSAD tentang adanya intervensi asing adalah sangat tepat dengan kondisi Indonesia saat ini menjelang pelantikan presiden,” ujarnya.
Sesungguhnya elit-elit politik Indonesia menurut Rachmawati sudah menyerahkan kedaulatan Indonesia ketangan asing lewat kaki tangan kaum kapitalis pada proses dan hasil pilpres yang lalu.
“Pernyataan KSAD harus segera ditindak lanjuti dengan bentuk penolakan terhadap intervensi asing dengan segala manifestasinya. Terutama terkait dengan proses dan hasil pilpres. Sudah secara terbuka dan jelas Imperialis Amerika bermain melalui kaki tangannya,” ujarnya.
Oleh karena itu semua pihak yang sadar harus kembali bersatu dan berjuang menyadarkan rakyat untuk kembali melawan infiltrasi asing.
“Apa yang harus dilakukan? Kita harus kembli berjuang bersama rakyat. Klassen bewust terhadap kewajiban rakyat membela negara, menolak antek kapitalis internasional dan bonekanya yang memakai muslihat pencitran, membohongi rakyat, apalagi memakai nama Soekarno,” tegasnya.
Untuk itu menurutnya, mahasiswa dan pemuda harus segera mengkonsolidasikan diri, menjadi pelopor berjuang bersama rakyat agar Indonesia tidak habis digilas kepentingan asing.
“Sudah saatnya mahasiswa dan seluruh anak bangsa yang cinta tanah air melakukan bela negara, menyelamatkan bangsa dan rakyat dari penjajahan imperialisme” tegasnya. (Web Warouw)a