JAKARTA- Kehadiran Jenderal (Purn) Wiranto dalam kabinet ditolak oleh kelompok-kelompok relawan pendukung Presiden Joko Widodo. Mereka menegaskan agar kabinet yang sedang dipersiapkan tidak melibatkan para Jenderal yang diduga pernah terlibat dalam pelanggaran hak asazi manusia di masa lalu. Hal ini ditegaskan oleh relawan, Beathor Suryadi pada Bergelora.com, di Jakarta, Sabtu (25/10).
“Kita bukan Jokowi. Kita tegas menolak Wiranto dalam kabinet Jokowi. Mana mungkin Trisakti bisa dijalankan oleh kabinet yang berisikan pelanggar HAM. Itukan menyandera ketulusan Jokowi,” ujarnya.
Menurutnya nasib Wiranto seharusnya mulus seperti Soeharto, selama 2 tahun dengan surat pengalihan kekuasaan oleh Presiden Soeharto. Seperti Soeharto dengan surat Supersemar dari Presiden Soekarno yang berhasil berkuasa penuh di Istana Merdeka.
“Kini dengan dengan tersenyum, Wiranto akan kembali ke istana sebagai Menkom Polhukam Wiranto kembali ke Istana Merdeka. Setelah Wiranto dua kali gagal dalam Pilpres,” jelasnya.
Jangan Lupa
Relawan Hendrik Dikson Sirait kepada Bergelora.com secara terpisah mempertanyakan, apakah dengan menjadi Menko Polhukam Wiranto akan setia terhadap Presiden Joko Widodo.
“Kita jangan lupa, Wiranto dulu pernah dipecat oleh Presiden Abdurrachman Wahid, karena menolak Dekrit untuk kembali ke Undang-undang Dasar 1945 dan tidak serius mereformasi TNI. Setelah itu Wiranto terlibat ikut menjatuhkan Gus Dur,” ujarnya.
Hal lain Gus Dur memecat Wiranto juga karena tidak mau mempertanggung jawabkan kejahatan HAM di Timor-timur dan kerusuhan Mei 1998.
“Prabowo sudah mendapatkan sanksi militer, Wiranto menolak untuk bertanggung jawab atas penculikan beberapa aktivis PRD (Partai Rakyat Demokratik-red) yang hilang sampai saat ini,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Hanura, Jenderal (Purn) Wiranto dinyatakan siap melepas jabatannya, bila nanti terpilih menjadi menteri dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sudah siap, konsekuensinya begitu (lepas jabatan di parpol),” kata Sekretaris Jenderal Partai Hanura Dossy Iskandar, kepada pers Kamis (23/10) lalu.
Hanura sendiri sudah memutuskan beberapa nama untuk diajukan sebagai calon menteri, bila diminta oleh Presiden Jokowi. Adapun salah satu nama yang disiapkan adalah Wiranto.
Beathor Suryadi dosen Universitas Nasional (Unas) adalah aktivis Pijar yang berkali-kali masuk penjara Orde Baru. Hendrik Dikson Sirait juga adalah seorang aktivis Pijar yang sempat diculik menjelang kejatuhan Soeharto. (Web Warouw)