Senin, 11 November 2024

SBY Redam Kritik Atas Pelanggaran HAM

JAKARTA- Beberapa waktu lalu Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Fiji untuk meredam kritik negara-negara di kawasan Pacific Selatan terhadap pelanggaran HAM di West Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat).

Dr Richard Chauvel dari Melbourne’s Victoria University mengatakan, hingga saat ini, Pemerintah Vanuatu menjadi satu-satunya negara di kawasan Pasifik Selatan, yang paling kencang mengkritisi kasus-kasus pelanggaran HAM di Papua Barat. Keseriusan itu terlihat dari beberapa tindakan Perdana Menteri terdahulu, Moana Carcasses Kalosil selama memimpin hampir 14 bulan. Perdana Menteri Vanuatu saat ini Joe Natuman.

“Kunjungan SBY ini merupakan sarana untuk meminggirkan posisi Vanuatu, sebagai pendukung terkuat Papua Barat di bawah pemerintahan saat ini, di MSG serta budidaya dukungan dengan Fiji,” kata Dr Richard Chauvel of Melbourne’s Victoria University kepada Bergelora.com dari Australia, Rabu (18/6).

Dalam kunjungan tiga hari, 17-19 Juni, 2014 ini, Yudhoyono diundang sebagai Chief Guest (tamu utama) pada KTT II The Pacific Islands Development Forum.  Negara-negara anggota forum adalah Fiji, Vanuatu, Nauru, Kepulauan Marshall, Tuvalu, Kepulauan Solomon, Kepulauan Cook, Kaledonia Baru, Tonga, Polinesia Prancis, Kiribati, Papua New Guinea dan Negara Federasi Mikronesia.

Menurut Chauvel, Moana Carcasses telah mengambil langkah penting guna memajukan masalah Papua Barat di forum internasional dan mengangkat isu-isu pelanggaran HAM oleh aparat kemanan Indonesia. Seperti dalam pidato kenegaraan di forum sidang tahunan Komisi HAM PBB di Genewa, Swiss pada 4 Maret 2014, Moana menyatakan, “Saya akan memaparkan kepada sidang sebagian masalah yang berkaitan dengan pelanggaran HAM di Papua yang mencapai tingkat sangat meresahkan bagi masyarakat demokratis di seluruh dunia,” katanya, dikutip dari pidato resmi PM Moana Carcasses.

Dalam sidang yang dipimpin Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki Moon kala itu, Moana menyerukan ada tindakan segera dari negara-negara anggota PBB untuk mengintervensi persoalan pelanggaran HAM aparat bersenjata—dalam perintah negara—terhadap warga sipil di Papua Barat.

“Sebagai warga Melanesia, saya datang kemari menyerukan ada tindakan segera. Ketidakadilan di Tanah Papua, ancaman atas prinsip keadilan dimanapun di dunia,” kata Moana kala itu.

Dia mengemukakan,  kematian Yawan Wayeni yang dibunuh dengan perut tersobek hingga usus memburai dan direkam aparat berseragam TNI di Serui pada 2010.  Masih dalam tahun sama, penyiksaan keji aparat berseragam TNI terhadap Telengga Gire dan Anggen Pugu Kiwo, dalam kondisi kaki dan tangan terikat. Video ini menunjukkan, alat kelamin Telengga Gire dibakar menggunakan sebuah kayu api.

“Saya gelisah karena antara Maret 2011 sampai Oktober 2013, sebanyak 25 orang Papua dibunuh dan tidak ada tindakan membawa pelaku ke meja hijau. Sungguh memalukan bagi saya, warga Melanesia, saat mengetahui sekitar 10 persen populasi Papua dibunuh tentara Indonesia sejak 1963. Meski reformasi Indonesia, sudah  berlangsung 15 tahun, saya juga cemas bangsa Melanesia segera menjadi kaum minoritas di tanah mereka sendiri,” kata Moana.

Dukungan juga ditunjukkan melalui sikap tegas Menlu Vanuatu, Edward Natapei, yang menolak mengunjungi Indonesia bersama tiga menteri luar negeri yang tergabung dalam Melanesia Spearhead Group (MSG). Mereka ini adalah Menteri Luar Negeri dan Keimigrasian Papua Nugini Rimbink Pato, Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Fiji HE Ratu Inoke Kubuaboka dan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Internasional Kepulauan Solomon Ciay Forau.

Seperti dilansir tabloidjubi.com, Menlu Vanuatu Edward Natapei memandang, kunjungan tiga menteri negara-negara Melanesia sebagai misi yang gagal.

“Kami menyadari bahwa sebenarnya itu sedang dibajak oleh pemerintah Indonesia dengan isu lain untuk mempromosikan hubungan ekonomi dan kerjasama pembangunan dengan pemerintah Indonesia. Kami merasa bahwa kami akan gagal dalam misi ini,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam pertemuan di Noumea, kepada para pemimpin MSG dan pemerintah Indonesia, Vanuatu menegaskan akan berpartisipasi apabila dalam kunjungan tersebut melibatkan masyarakat sipil di West Papua dan diberi kesempatan untuk berbicara dengan masyarakat sipil, para pemimpin gereja dan aktivis hak asasi manusia di Papua Barat.

 Fiji dan PNG

Menurut Chauvel, Fiji dan PNG, adalah dua negara anggota berpengaruh dalam MSG. Hingga, kunjungan Yudhoyono ini, merupakan langkah strategis mematahkan dukungan terhadap Papua Barat melalui kerjasama bilateral yang telah dimulai, antara lain bidang perdagangan, investasi, penidikan dan bantuan dana.

Negara-negara di kawasan Pasifik Selatan ini menggagas Forum Pembangunan Negara Kepulauan di Pasifik (Pacific Islands Development Forum). Ia dipelopori Fiji sebagai forum alternatif untuk meminimalkan pengaruh Australia dan New Zealand.

Chauvel melihat, posisi Fiji dalam politik Pasifik ini menarik karena hubungan kurang harmonis pemerintah Fiji, dengan Australia dan Selandia Baru.

“Dengan keterlibatan Indonesia di Pasific akan membuka peluang bagi Fiji dan negara-negara kepulauan lainnya dalam sektor perdagangan, investasi dan bantuan. Dengan kata lain hubungan erat dengan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada Australia dan Selandia Baru,” ungkap Chauvel.

 Usul Buat Yudhoyono

Andreas Harsono dari Human Right Watch mengusulkan, Yudhoyono memberi “hadiah” di Fiji dengan mencabut pembatasan wartawan asing, diplomat internasional maupun donor berkunjung ke Papua. Praktik mewajibkan wartawan asing minta “surat jalan” sudah diterapkan sejak 1963.

“Bayangkan kalau wartawan asing mau ke Makassar harus izin dulu ke Kementerian Luar Negeri? SBY seharusnya memberi hadiah di Fiji dengan cabut pembatasan yang sudah 50 tahun umurnya,” kata Harsono pada Bergelora.com

Dia mengatakan, Yudhoyono juga sebaiknya mentaati keputusan PBB agar Indonesia membebaskan tahanan politik Papua bernama Filep Karma, yang dipenjara sejak 2004 dan menang dalam gugatan di New York. Menurut Harsono, ada setidaknya 76 tahanan politik di Papua. (Samuel Awom)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru