Selasa, 10 Desember 2024

Sri Mulyani: Ekonomi Global Masih Belum Pasti

JAKARTA- Pemerintah menegaskan bahwa APBN 2016 dapat dikelola dengan fokus menjalankannya secara kredibel, efektif, efisien dan berkelanjutan. Meskipun di sepanjang 2016 ekonomi global dihadapkan pada berbagai tantangan dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan, APBN 2016 terkendali dalam batas aman. Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan realisasi indikator ekonomi makro tahun 2016 (sementara) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/1) .

Sri Mulyani menjelaskan, meskipun sepanjang tahun 2016 perkembangan ekonomi global diwarnai berbagai tantangan, dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Situasi global tersebut disebabkan tingkat permintaan global dan harga komoditas yang masih lemah. Ditambah lagi kondisi perekonomian global masih tidak pasti dengan berlanjutnya moderasi perlemahan Tiongkok, proyeksi kenaikan suku bunga AS dan ketidakpastian geopolitik di beberapa kawasan.

Kepada Bergelora.com dijelaskan bahwa dalam menghadapi berbagai tantangan perekonomian global, Indonesia terus melanjutkan komitmen terhadap reformasi ekonomi yang komprehensif yang terdiri dari (1) reformasi struktural untuk memperbaiki iklim investasi dan menjaga daya beli masyarakat; (2) reformasi anggaran untuk menciptakan kebijakan fiskal dan APBN yang kredibel, memberi kepastian, dan berkesinambungan; serta (3) kebijakan moneter yang akomodatif dan menjaga stabilitas.

Dinamika ekonomi yang terjadi serta kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah terefleksi di dalam realisasi indikator ekonomi makro. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 diperkirakan tumbuh 5,0 persen, di bawah asumsi APBNP tahun 2016, namun relatif lebih baik dari tahun 2015 sebesar 4,8 persen serta masih termasuk peringkat ketiga terbaik di negara-negara G-20.

“Peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik tersebut dicapai dengan tetap menjaga tingkat inflasi yang terkendali. Inflasi tahun 2016 diperkirakan mencapai 3,1 persen atau lebih rendah dibandingkan asumsi inflasi di dalam APBNP tahun 2016 sebesar 4,0 persen,” jelasnya.

Ia menjelaskan, di samping inflasi yang terkendali, terjaganya stabilitas ekonomi juga tercermin dari rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2016 yang berada pada level Rp13.307,00 per dolar AS atau lebih kuat dibandingkan dengan asumsi APBNP sebesar Rp13.500,00 per dolar AS. Kesehatan fundamental ekonomi disertai berbagai langkah kebijakan seperti pemulihan kredibilitas pelaksanaan APBN serta pelaksanaan Undang-Undang Pengampunan Pajak menjadi faktor penguatan rupiah.

“Sementara itu, rata-rata realisasi suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan sedikit lebih tinggi dari asumsi dalam APBNP tahun 2016. Hal ini terutama dipengaruhi oleh dinamika likuiditas pasar keuangan global khususnya dampak dari persepsi negatif pasar terhadap isu normalisasi suku bunga acuan AS,” jelasnya.

Realisasi harga minyak mentah Indonesia sepanjang tahun 2016 diperkirakan mencapai USD40 per barel atau sama dengan asumsi APBNP Tahun 2016. Sementara itu, realisasi rata-rata lifting minyak mentah Indonesia tahun 2016 diperkirakan mencapai 829 ribu barel per hari, sedikit lebih tinggi dibanding target di dalam APBNP 2016 sebesar 820 ribu barel setara minyak per hari.

“Sementara itu, perkiraan realisasi lifting gas bumi mencapai 1.184 ribu barel setara minyak per hari, lebih tinggi dibanding target APBNP 2016 sebesar 1.150 ribu barel setara minyak per hari,” demikian Sri Mulyani. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru