JAKARTA- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa, Pemerintah Republik Indonesia tetap tidak akan membayar tebusan yang diminta oleh kelompok Abu Sayyaf, dan meminta perusahaan juga sejalan dengan Pemerintah.
“Kalau memang tidak bayar ya tidak bayar, karena kita bukan bangsa kambing yang mudah diperas,” demikian Panglima TNI usai penganugerahan Tanda Kehormatan kepada 78 Pati TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/8).
Menyangkut masalah pembebasan sandera, Panglima TNI menegaskan bahwa Pemerintah Filipina menurutnya mempunyai komitmen kuat akan berupaya keras mengakhiri tindakan kriminal yang sering terjadi di Laut Sulu.
“Saya punya keyakinan bahwa kepemimpinan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pasti mampu mengatasi permasalahan penyanderaan Warga Negara Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Panglima TNI membenarkan bebasnya dua orang sandera yaitu Mohammad Sofyan dan Ismail yang berhasil meloloskan diri dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf.
“Informasi tersebut sudah saya cek, Mohammad Sofyan dan ismail sekarang sudah berada di Sambo, sedang di cek kesehatannya oleh tim medis,” ujar Panglima TNI.
Menurut Panglima TNI, ini adalah kerja dari Pemerintah Filipina yang mempunyai komitmen membebaskan sandera dengan melakukan pengepungan sehingga dua ABK itu bisa lolos.
“Saya tidak pernah menyarankan gencatan senjata, tapi Pemerintah Filipina melalui Presiden Duterte menelpon kepada Presiden Jokowi agar pemerintah Indonesia memberi kesempatan kepada Pemerintah Filipina untuk membebaskan sandera tersebut,” pungkas Panglima TNI. (Kolonel Czi Berlin G.)