Oleh: Toga Tambunan *
TUHAN Yesus diutus Bapa Surgawi ke dunia sepenuhnya fisikal serupa manusia umumnya. Tuhan Yesus berbicara langsung. Suara dan aktivitas Tuhan Yesus ditampung jaringan pikiran subyektif seseorang membentuk nalar platform. Sedang Rohkudus diutus Bapa Surgawi menemui manusia secara meta-alami. Rohkudus berbicara langsung secara transendental atau memberi petunjuk via medium terpilih, terobos kalbu hati sanubari atau perasaan manusia.
Tiap orang penerima partikel platform kehidupan dari Tuhan Yesus itu, menerima dengan kesan berbeda. Sebagaimana umumnya merespon masukan, pada diri seseorang terjadi serangkaian proses kajian maju (progresif) atau kajian mandeg (reaksioner).
Khusus dalam diri tiap murid Yesus terjadi respon progressif. Partikel platform dari Yesus yang ditampung secara subyektif kuantitatif seakan dalam kirbat inteligensianya, meningkat terus tambah mengembang sehingga pada puncaknya terjadi pergumulan dahsyat dalam diri tiap murid. Kirbat itu pecah, terjadi loncatan revolusioner mencapai formulasi kualitatif memenuhi kalbu sanubari: partikel-partikel platform kuantitas terproses menjadi keyakinan bulat konseptual iman percaya.
Proses loncatan revolusioner dimaksud, nyata dialami para murid pada fase Tuhan Yesus menampakkan dirinya obyektif, sesaat bangkit dari kubur pada hari ke-3 kematianNya.
Perasaan pikiran subyektif semua murid dan banyak orang, heran, terkejut, bingung, gaduh, kacau, gelisah. Benarkah Dia hidup lagi? Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:
“Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.(Lukas 24:38-40). Bahkan menyuruh Tomas mencucurkan jari ke bekas lobang pada tangan dan lambungNya.
Proses loncatan dialektik revolusioner oleh Rohkudus menginsyafkan pandangan semula yang subyektif para murid itu, minus Yudas Iskariot. Pengalaman kongrit obyektif menakjubkan itu takkan tercabut dari kalbu hati sanubari maupun pikiran mereka.
Begitulah terjadi proses empirik pada diri tiap manusia atas segala timbunan subyektif penglihatan dan pendengaran yang disebut persepsi. Partikel materil entitas agama terproses revolusioner tuntas dimasak mendidih dalam tungku penderitaan menjadi keyakinan mantap iman percaya. Jika tidak terproses demikian, seseorang tetap mandeg status murid, tetap berpendirian subyektif, belum berkeyakinan kendati nalarnya percaya Yesus itu Tuhan. Seyogyanya kondisi ini kita maklumi, penderitaan ataupun penyakit adalah berkat, sarana mengupgrade kualitas diri.
Sebenarnya yang tepat digunakan diksi radikal untuk revolusioner tersebut. Berhubung kini istilah radikal sudah konotasi buruk menunjuk radikalisme terroris, politik identitas maka penggantinya menggunakan diksi revolusioner. Harap maklum.
Roh para murid kemudian bersekutu selamanya dalam Roh Bapa Surgawi, seraya tubuh raga mereka terus aktif melayani manusia di bumi, bahkan kematian diakomodasi selayak hembusan angin belaka. Setiap pemercaya itu seyogyanya terproses demikian jadi peyakin.
Itulah pula perbedaan kualitas percaya pada beriman percaya dengan kualitas keyakinan dalam diri beriman yakin.
Buahnya keyakinan itu, dirumuskan Tuhan Yesus:
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
(Matius 10:39).
Urgensi keutamaan pelayanan pengajaran taktis Tuhan Yesus, berbicara & bertindak langsung, menuturkan beda keutamaan pelayanan strategis Rohkudus dalam paket karya Allah seakan arsitek bangunan Kerajaan Allah yang mengajak potensi kemauan bebas manusia turut aktif meretas kuasa Lucifer, yang telah mempencundang tiap orang sejak lahir. Potensi kemauan manusia bisa dengan sadar ikuti tawaran Lucifer. Pantas Tuhan Yesus berkata yang ditulis Matius 10:39 itu.
Perasaan Cinta Kasih Bapa Surgawi tak berkesudahan waktunya, tak terukur tak terbilang dalam besaran wujud, pasti tidak mustahil kita bisa menunaikan perintahNya dalam 1 Petrus 1:16, kuduslah kamu, sebab Aku Kudus Rohkudus sanggup menata peyakin meraih taraf karakter sempurna tak bercacat tak bercela, asal bersangkutan mau.
Rohkudus pasti melawat orang yang berjuang meraih taraf kudus tak bercacad cela itu, berdialog, membisikkan arahan hidup harian, dan juga termasuk menerangkan tiap ayat bertaut dengan kekekalan Langit Baru Bumi Baru. Yang selama ini luput dipahami.
Terkait pelayanan RohKudus menginsyafkan manusia, pada Kebenaran Bapa Surgawi, Rasul Paulus merumuskan etika antar sesama:
Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang. Bersukacitalah senantiasa
Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh,
dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
(1 Tesalonika 5:15-22)
Salah satu topik dalam platform dari Tuhan Yesus memuat materi disebut eskatologi, secara singkat terbatas. Perihal ini pernah diutarakan dalam bergelora.com dengan terminologi Kontradiksi Prima. Rujukan dasarnya menunjuk tepat pada situasi dan kondisi Lucifer durhaka terhadap Bapak Surgawi:
“Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu.”
“Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur. “Aku akan bangkit melawan mereka,” demikianlah firman TUHAN semesta alam, “Aku akan melenyapkan nama Babel dan sisanya, anak cucu dan anak cicitnya,” demikianlah firman TUHAN. “Aku akan membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa, dan kota itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan,” demikianlah firman TUHAN semesta alam. (Yesaya 14:11-15, 22-23)
Dengan menunjuk raja Tirus, dan beberapa raja lainnya, personifikasi Lucifer itu, Bapa Surgawi memberi tahu:
“Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: Akub adalah Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan. Padahal engkau adalah manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya. Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu. Semua di antara bangsa-bangsa yang mengenal engkau kaget melihat keadaanmu. Akhir hidupmu mendahsyatkan dan lenyap selamanya engkau.”
(Yehezkiel 28:2, 17-19)
Lucifer mendurhakai Bapa Surgawi di Kerajaan Bapa Surgawi mungkin ribuan atau bahkan jutaan tahun sebelum ada Adam dan Hawa. Peristiwa itu baru disingkap Bapa Surgawi pada 600-an tahun sebelum Tuhan Yesus lahir. Pdt. DR. Stephen Tong berkabar, jarak waktu Adam ke Yesus, 8165 tahun, mengutip hitungannya / teori dari John Urguhart.
Jika hitungan itu jadi acuan, berarti setelah rentang waktu sekitar 7515 tahun, baru Rohkudus merilis kepada manusia, program rahasia Bapa Surgawi memusnahan Lucifer. Dirilis intensif via Kitab Wahyu yang ditulis Rasul Johanes sekitar 2000-an tahun lalu.
Lucifer telah berhegemoni di angkasa, (Efesus 2:3) dan kini masih berhegemoni, sebelum ada Adam & Hawa. Merekayasa kerajaan dan kuasanya di bumi, mempencundang manusia. Kecuali diri manusia Yesus di bumi, dan berlanjut diri para RasulNya, tidak seorang pun manusia lepas dari tancapan kukunya dengan insinuasi, tipu muslihat, hoaks, iming-iming kekayaan, provokasi permusuhan, dan kejahatan lainnya.
Kontradiksi Prima itu bersifat antagonis: program Bapa Surgawi membinasakan kekal Lucifer, sedang dipihak Lucifer tetap lancarkan manuver mendongkel kedaulatan hierarki & Bapa Surgawi.
Visi dan misi Bapa Surgawi bagi manusia dalam metode, sistim, tahapan dan selukbeluk rinciannya telah berlangsung dan kini berlanjut membasmi Lucifer hingga tuntas menjebloskan kekal Lucifer ke gurun api neraka, tidak terpahami manusia, kendati akal kecerdasan tercanggih manusia diakumulasi seluruhnya. Untuk tujuan memudahkan memahaminya, kita gunakan terminologi Kontradiksi Prima dan antagonis itu, agar potensi optimal akumulasi tercanggih inteligensia segenap manusia dapat menjangkaunya. Itupun hanya beberapa aspek saja.
Melalui Rasul Paulus 2000-an tahun lalu, Rohkudus mengungkap:
Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan
, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
(Kolose 1:25-27). Perhatikan, rahasia itu dinyatakan kepada orang kudusNya.
Abraham, Musa, Daud, sampai wafat, bahkan hingga manusia di generasi Yusuf & Maria, umumnya tidak tahu fase eskatologis yang dirancang Bapa Surgawi memusnahkan Lucifer dan gengnya itu, di neraka kekal sengsara, kelak.
Di lain pihak Bapak Surgawi memprogram Yerusalem Baru / Langit Baru Bumi Baru untuk orang yang tercatat namanya di Buku Kehidupan & Buku Kehidupan Anak Domba. Anugerah Bapa Surgawi memberi peluang masuk LB3 yang disediakanNya itu, lebih dari cukup menegaskan, tidak ada alasan manusia menghujat Rohkudus, justru selayaknya merasa berhutang atas kebaikanNya.
Rahasia yang disampaikan Rohkudus itu adalah informasi canggih teramat high super signifikan, untuk kehidupan berlanjut, tiada duanya. Iptek termutakhir yang akan terbit pun kalah jauh imajinasi dan wawasan dimensi visi misi. Simak pandangan Francis Fukuyama memenangkan Nobel berkesimpulan zaman kapitalisme berlangsung kini merupakan sistim akhir menata kehidupan manusia. Betapa absurd mensuplai narkoba kebencian dan teramat jahat keji menebar kematian. Dari faktor ini saja, patutlah Tuhan Yesus tegaskan terhadap penghujat Rohkudus tidak ada ampun.
Generasi manusia kini di zaman pelayanan Rohkudus, sungguh amat berbahagia telah menerima rahasia esktolog itu terutama yang dikabarkan Kitab Wahyu, kendati hanya secara lugas perincian pokok semua Rancangan Allah itu. Manusia tidak bisa mengatakan tidak tahu. Ribuan macam sarana komunikasi telah mengabarkannya terbuka.
Ternyata kebanyakan gereja belum atau tidak mengajarkan, (atau menolak?) tema Kontradiksi Prima, antagonis terhadap Lucifer, dan akan Langit Baru Bumi Baru itu menjadi topik utama pengkonstruksi nalar benar dan perasaan kuat peka di masyarakat pengaku Yesus itu Tuhan. Dalam hal topik itu jadi sentral ajaran pasti mengeskalasi proses keinsyafan jemaat, hingga merestorasi jiwa berkreasi tindakan menyenangkan hati perasaan dan pikiran Bapa Surgawi.
Visi & Misi Bapa Surgawi yang dicitrakan Kontradiksi Prima Kerajaan Allah tersebut, jika diadopsi jadi sumber pedoman pemerintah negara, menetapkan kebijakan politik mekanisme dan sistim negara setiap kali menyusun rencana pembangunan negara jangka pendek maupun panjang, pasti cetak-biru tatanan Kerajaan Allah Bapa Surgawi turut terlibat menata eksistensi negara tersebut, lebih dari sebelumnya. Semua badai puting beliung yang mungkin muncul akan dapat terkendali. Hingga kini tidak satu pun pemerintah negara menyadarinya orientasi Kontradiksi Prima Kerajaan Bapa Surgawi itu.
Perang di Ukraina kini, NATO & Naziisme Volodimyr Zelenskyy versus Rusia, jika dianalisa dalam bingkai proses Kontradiksi Prima itu, pasti tersingkap pusar teleng malapetaka manusia itu, tiada lain kinerja Lucifer. Jika menganalisa begitu maka solusi permanen hanyalah jika semua pihak serentak memusnahkan Lucifer, mengikuti ajakan Bapa Surgawi. Tapi Lucifer berkeras mencegah negara terlibat perang menganalisa begitu.
Pastikan diri terhindar menghujat Rohkudus, justru rindukan dan alamilah pengalaman bertemu langsung Rohkudus, yang pasti terjadi asalkan mau hidup taat patuh tak bercacad cela, berkreasi menyenangkan hati perasaan pikiran Bapa Surgawi, menjadikan aktivitas diri bagaikan sajian dinikmati maknyus, orkestra simponi indah, teater atraksi kejujuran, uap wangi harum bagi Bapa Surgawi. Camkan!
Haleluya. Selamat hari minggu!
Bekasi, 18 Juni 2023
*Penulis TogaTambunan, evangelis gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)