Jumat, 25 April 2025

TOLONG SELAMATKAN JENDERAL..! Susanti TKW Karawang Dieksekusi Mati Usai Lebaran, Keluarga Harap Pemerintah Bisa Selamatkan

JAKARTA – Keluarga Susanti, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang, Jawa Barat, tengah dirundung duka dan kecemasan. Susanti yang berangkat ke Arab Saudi sebagai tenaga kerja sejak usia 16 tahun itu kini menghadapi ancaman eksekusi mati.

Lebaran 2025 yang seharusnya menjadi momen berkumpul bersama keluarga, justru menjadi waktu yang menegangkan bagi Mahpudin, sang ayah, yang masih menanti secercah harapan untuk membebaskan putrinya.

“Saya sangat berharap pemerintah bisa membebaskan,” kata Mahpud pada Jumat (28/3/2025).

Sejak Susanti berangkat ke Arab Saudi pada tahun 2008, keluarga tidak pernah menyangka bahwa ia akan terseret dalam kasus hukum yang begitu berat.

Ia dituduh melakukan pembunuhan terhadap anak majikannya. Namun, Mahpud yakin bahwa anaknya tidak bersalah. Terlebih, Susanti masih sangat muda saat kejadian itu terjadi.

Mahpud berharap ada kebaikan hati dari keluarga majikan untuk memberikan kesempatan kedua bagi anaknya. Harapan ini semakin besar karena dalam sistem hukum Arab Saudi, ada kemungkinan hukuman mati dapat dibatalkan jika pihak keluarga korban memberikan pengampunan dengan syarat pembayaran diyat (denda) sebagai bentuk ganti rugi. Sayangnya, jumlah diyat yang ditetapkan sangat besar, mencapai Rp 120 miliar. Jumlah yang jelas tidak mungkin bisa dikumpulkan oleh keluarga sederhana seperti mereka.

Bagaimana Perjuangan Keluarga di Tanah Air?

Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan, sebagai anak sulung dari dua bersaudara, Susanti adalah harapan keluarga. Ia menjadi tulang punggung ekonomi sejak remaja demi membantu orang tuanya dan adiknya yang kini masih duduk di bangku SMP. Kepergiannya ke Arab Saudi bukanlah pilihan mudah, tetapi sebuah keputusan yang diambil karena keterbatasan ekonomi.

Sejak mendengar putrinya tersandung masalah hukum, Mahpud dan keluarga harus berjuang dengan segala cara untuk mencari keadilan bagi Susanti. Namun, kesulitan ekonomi dan jarak yang jauh membuat mereka tak bisa berbuat banyak.

“Tiba-tiba saya mendengar jika anak saya akan dihukum mati,” ujarnya.

Keluarga Susanti berharap besar pada pemerintah Indonesia. Mereka memohon agar ada langkah konkret yang bisa diambil untuk menyelamatkan nyawa putri mereka.

Berbagai upaya diplomasi telah dilakukan, namun hingga saat ini belum ada titik terang yang menjamin kebebasan Susanti.

“Saya hanya ingin anak saya kembali pulang,” ucapnya dengan penuh harap. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru