JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beri peringatan ke bos The Fed (Federal Reserve Bank) Jerome Powell. Salah satunya adalah memangkas suku bunga dan berhenti bermain politik.
Menurut Trump, Powell selalu terlambat. Namun dia bisa merubah citranya dengan jauh lebih baik jika melakukan apa yang diinginkan Trump.
“Ini menjadi waktu yang tepat untuk ketua The Fed, Jerome Powell memangkas Suku Bunga. Dia selalu ‘terlambat’ tapi sekarang bisa merubah citranya dengan cepat,” tulis Trump dalam media sosial miliknya Truth Social, dikutip Minggu (6/4/2025).

“Harga energi turun, suku bunga turun, inflasi turun, bahkan telur turun 69% dan pekerjaan naik, semuanya dalam waktu dua bulan. Kemenangan besar untuk Amerika. Potong suku bunga, Jerome dan berhenti main politik!” lanjut Trump.
Ucapan ini datang tak lama setelah Trump mengumumkan tarif resiprokal ke ratusan negara. Powell juga telah angkat bicara dengan kebijakan itu.
Powell memperkirakan tarif baru akan meningkatkan inflasi dan menurunkan pertumbuhan.
Dia juga masih menunggu untuk melakukan langkah selanjutnya, mengindikasikan bank sentral tak akan mengubah suku bunga hingga mendapatkan gambaran dampak yang lebih jelas.
Ekonomi AS, Powell mengatakan memang terlihat kuat. Namun dia tetap menekankan ancaman dari tarif tersebut.
Kewajiban Powell sekarang adalah tetap membuat inflasi terkendali. Termasuk memastikan kenaikan tidak akan membuat masalah lebih besar.
“Kami dalam posisi untuk menunggu kejelasan sebelum mempertimbangkan penyesuaian pada kebijakan kami. Masih terlalu dini mengatakan jalur yang tepat untuk kebijakan moneter,” kata dia dikutip dari CNBC Internasional.
Saham Hancur, Harga Minyak Anjlok, Inflasi Terburuk
Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan, pengumuman tarif resiprokal presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berubah jadi ancaman yang cukup menakutkan bagi global. Tidak hanya untuk negara yang dibebankan tarif baru, namun AS sendiri.
Salah satu yang bertindak cepat dengan penerapan tarif adalah China. Negara itu langsung mengenakan tarif untuk barang dari AS sebesar 34% dan pembatasan barang lainnya serta menambahkan 11 perusahaan AS dalam daftar ‘entitas yang tidak bisa diandalkan’.
Tarif itu juga berdampak buruk bagi pasar saham. Dow Jones Industrial Average turun hingga 1.500 poin dalam dua hari berturut-turut, dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (6/4/2025).
Sejumlah saham perusahaan yang menjual atau memproduksi barangnya di China juga ikut merosot.
Sektor teknologi yang paling berdampak dari kebijakan ini, seperti saham Apple ambles 7%, begitu juga Nvidia 7% dan Tesla turun 10%.
Harga minyak dilaporkan CNBC Internasional anjlok 8% pada hari Jumat lalu. Ini menjadi yang terendah sejak pandemi Covid-19 pada 2021 lalu.
Sementara itu, bos The Fed Jerome Powell juga memperingatkan kebijakan Trump dapat berdampak buruk pada AS. Meskipun ekonomi negara tersebut disebutnya terlihat kuat.
Salah satu yang dikhawatirkan adalah peningkatan inflasi. Tarif juga disebut bisa menurunkan pertumbuhan AS.
Menurut Powell, kewajiban pihaknya adalah menjaga inflasi tetap terkendali dan memastikan kenaikan tidak membuat masalah lebih besar. Dia juga mengatakan tidak akan melakukan kebijakan apapun hingga adanya kepastian dari dampak tarif tersebut.
“Kami dalam posisi untuk menunggu kejelasan sebelum mempertimbangkan penyesuaian pada kebijakan kami. Masih terlalu dini mengatakan jalur yang tepat untuk kebijakan moneter,” jelasnya. (Enrico N. Abdielli)