JAKARTA- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menanggapi permasalahan minimnya Fakultas Kedokteran (FK) di Papua. Hal tersebut juga menghambat munculnya dokter muda sebagai generasi penerus yang bisa mengabdi di timur Indonesia itu.
Hanya sedikit universitas yang memiliki fakultas kedokteran di Papua, yaitu Universitas Cendrawasih dan Universitas Papua. Padahal Papua membutuhkan banyak tenaga medis untuk melayani warga. Menanggapi hal tersebut, Budi mengungkapkan bahwa perlu ditambahkannya Fakultas Kedokteran di Papua, bukan malah dimoratorium.
“Ada moratorium FK, kenapa dimoratorium? ‘Ya kan bisa diisi orang jakarta’. Orang Jakarta bisa dikirim ke Papua, tapi yang tinggal cuma 5. Jadi kita harus bikin FK di Papua, jangan dimoratorium,” jelas Budi dalam dialog dengan media dikutip, Kamis (30/6).
Ia juga mendorong para dokter maupun tenaga pendidik di Pulau Jawa untuk membantu fakultas kedokteran yang ada di Papua. Sebab hanya sedikit fakultas kedokteran yang ada dan kualitasnya pun tidak sebaik di Pulau Jawa.
Sehingga diharapkan kualitas fakultas kedokteran di Papua juga dapat berkembang lebih baik. Bukan malah dibiarkan tidak membuka fakultas kedokteran dengan alasan kualitas yang tidak bagus.
“Jadi temen-temen yang di Jawa, dibantu dong FK yang di Papua. Supaya mempunyai kualitas yang baik dan bukan kualitas yang jelek kemudian jangan dibuka saja gitu,” kata Budi.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Budi pun mempertanyakan bentuk keadilan yang ada akibat ketimpangan kualitas fakultas kedokteran di Papua dengan pulau lainnya.
“Loh kasihan banget dong Papua, nggak adil banget. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesianya di mana? Kita tambah FK,” ujarnya.
Akan tetapi diperlukannya program studi khusus bagi para calon dokter untuk dapat menjadi dokter spesialis. Oleh karenanya, Budi menginginkan fakultas kedokteran yang dibangun nantinya harus ada program studi khusus dan tenaga pendidik yang mumpuni.
“Saya bilang gini nggak mau tahu semua prodi untuk itu mesti ada. Untuk prodi aja dosennya nggak ada, nah lucu kan,” katanya.
Lebih lanjut, Budi mengharapkan sejumlah fasilitas seperti rumah sakit untuk belajar dan juga tenaga pendidik pun dapat tergerak untuk bekerja sama. Semua demi memajukan kualitas fakultas kedokteran yang ada di Papua.
“Rumah sakit swasta harus mau jadi rumah sakit pendidikan. Alatnya kan bagus-bagus dan ini butuh tempat praktik,” tutup Budi. (Web Warouw)