Minggu, 15 September 2024

ADIL BANGET NIH..! Menag Ingatkan Umat Islam Jangan Larang Pendirian Rumah Ibadah Agama Lain

JAKARTA– Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menilai seseorang yang beragama Islam alias muslim tidak akan menghambat atau menantang pendirian rumah ibadah agama lain.

Yaqut menjelaskan jika seseorang muslim mempelajari Islam dengan baik, maka dia tidak memiliki alasan apapun untuk menantang pendirian rumah ibadah agama lain.

“Kalau ada orang Islam yang menentang pendirian rumah ibadah orang lain, Insya Allah dia belum terlalu Islam,” kata Yaqut dalam acara Dialog Kebangsaan dan Rapat Kerja Nasional Gekira di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8).

Yaqut mencontohkan hal tersebut dari pelajaran yang diberikan oleh salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Ali bin Abi Thalib.

Ia menyebut Ali mengajarkan bahwa seseorang muslim harus menganggap orang lain sebagai saudara meski memiliki perbedaan agama.

“Beliau mengatakan bahwa mereka yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan,” ujarnya.

“Lalu apa yang bisa menjadikan alasan buat saudaranya untuk menentang saudara lain mendirikan rumah ibadah, tidak ada,” sambungnya.

Di sisi lain, Yaqut menilai maraknya masalah toleransi di Indonesia akhir-akhir ini terjadi karena perkembangan media sosial tanpa peningkatan literasi media masyarakat.

Padahal, kata dia, tradisi Indonesia selama ini telah mengajarkan untuk menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

“Gara-gara medsos, gara-gara orang gampang sekali melihat handphone dan share begitu saja tanpa dicek, ini yang seringkali membuat kita ini tidak lagi mau menghargai perbedaan diantara kita,” tutur dia.

Toleransi Kunci Kedamaian Indonesia

Kepada Bergelora.com si Jakarta dilaporkan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa Indonesia menjadi negara yang aman dan damai berkat sikap toleransi dalam menyikapi perbedaan dan keragaman. Menurutnya, toleransi yang kuat muncul karena pemahaman mendalam masing-masing pemeluk agama terhadap keyakinannya.

Menag Yaqut mengungkapkan bahwa orang yang memahami agama akan semakin toleran terhadap perbedaan, termasuk dalam menyikapi masalah pendirian rumah ibadah. “Keragamaan dan perbedaan adalah keniscayaan. Jadi orang yang ribut itu, orang-orang yang tidak mau ada orang yang berbeda itu, artinya dia kurang mendalami agama yang mereka yakini, bukan sebaliknya,” ujar Gus Men, panggilan akrabnya.

Ia menambahkan bahwa jika masih ada penolakan terhadap pendirian rumah ibadah, hal itu menunjukkan bahwa individu tersebut belum memahami agamanya dengan baik.

“Kalau orang masih ribut-ribut, ada orang bikin gereja ditolak, itu artinya belum belajar agama dengan baik. Kalau dia belajar agama dengan baik, pasti tidak akan menolak pendirian rumah ibadah agama apa pun,” tegasnya.

Menag Yaqut juga menekankan bahwa Islam sebagai agama yang dianutnya mengajarkan sikap saling toleransi. Meskipun berbeda dalam keimanan, setiap orang tetap bersaudara dalam kemanusiaan.

“Lalu apa yang bisa menjadikan alasan buat saudaranya untuk menentang saudara lain mendirikan rumah ibadah? Tidak ada,” katanya.

Yaqut meyakini bahwa sikap toleransi diajarkan di semua agama, bukan hanya monopoli satu agama. Menurutnya, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan lainnya, semuanya menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga keragaman yang ada.

“Mari kita jaga keragaman yang dimiliki Indonesia, kita saling bertoleransi, kita saling membantu apa pun latar belakang kita. Hanya untuk Indonesia, hanya untuk Indonesia,” tandasnya.

Pernyataan Menag Yaqut ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, yang berharap bahwa semangat toleransi ini terus dikembangkan demi menciptakan harmoni di tengah masyarakat yang beragam. (Calvin G. Eben-Haezer)

 

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru