NEW DELHI- Andi Arief (54 tahun), pasien transplantasi liver (hati) sudah bisa berjalan setelah operasi transplantasi hati dari donor, putranya Fazle Merah (19 tahun).
Transplantasi hati dilakukan oleh 50 orang tim dokter yang dipimpin oleh Dr. Neerav Goyal ahli transplan hati di RS Apollo New Delhi, India.
“Kesehatan Andi Arief mengalami banyak kemajuan besar. Tapi dimasa pemulihan ia tetap harus disiplin menjaga makanan terutama garam dan gula dan lemak. Semua obat harus dikonsumsi untuk mempercepat.proses penyembuhan di hati,” ujar Neerav Goyal saat memeriksa Andi Arief.
Ia juga mengingatkan agar pasien jangan dulu melakukan aktivitas berat karena proses penyembuhan hati sedang berlangsung.
“Fungsi hati belum maksimal, jadi tetap istirahat total. Agar hati tidak bekerja terlalu berat sampai benar-benar pulih,” ujarnya.
Komisaris PLN Andi Arief masih di dalam pengawasan ketat tim dokter transplantasi liver di RS Apollo India selama masa pemulihan.
“Gua pasti bisa nih,” katanya bersemangat, kepada Bergelora.com di New Delhi.
Mulai Latihan Jalan
Sebelumnya Andi Arief dan putranya Fazle Merah sebagai donor menjalani operasi transplantasi pada hari Senin (21/10) pagi di RS Apollo, New Delhi, India. Operasi berlangsung selama 18 jam selesai keesokan harinya Selasa (22/10) pukul 02.00 subuh waktu India dan 04.00 masuk ke ICU bersama Fazle Merah. Andi Arief keluar dari ICU kembali ke ruang rawat pada 29 Oktober, setelah didahului Fazle Merah pada 24 Oktober.
Andi Arief latihan berjalan dalam masa pemulihan di RS Apollo, New Delhi, India:
Setelah 9 hari pasca transplantasi hati pada 22 Oktober 2024 Andi Arief, Komisari PLN sudah bisa turun dari tempat tidur dan mulai latihan berjalan.
“Perkembangannya bagus dan ini harus dipertahankan semaksimal mungkin karena hari-hari ini sampai 9 hari mendatang bisa memburuk (gagal liver) bila tidak dibantu obat dan makanan. Juga akan sulit mengontrol volume dan karakter/kwalitas air dan darah bila kantong darah dan air (kateter) tidak ada. Volume dan Kwalitas air serta darah adalah juga patokan untuk menentukan apakah ada perkembangan baik atau tidak,” kata Dr. Ong dari tim dokter, Jumat, 1 November 2024.
“Soal gula darah saat ini wajar bila tinggi karena fungsi hatinya belum maksimal memproduksi insulin. Itulah sebabnya setelah makan, gula darahnya akan naik, karena itu harus dibantu dengan memasukkan insulin. Tapi bukan berarti harus mengurangi makan untuk merendahkan gula darah. Makan harus tetap dilatih normal—dengan makanan rumah sakit—agar energinya naik untuk membantu memulihkan dan memperbaiki transplan. Dan kenaikan gula darah akibat makan akan diatasi dengan memasukkan insulin. Produksi insulinnya mulai membaik,” demikian penjelasan tim dokter.
Sebelumnya tim dokter menjelaskan bahwa operasi berlangsung cukup lama untuk memastikan keberhasilan transplantasi karena hati Fazle sebagai donor lebih besar dari hati Andi Arief.
“Namun ternyata recipient dan donor lebih cepat sadar dan pulih dari yang diperkirakan. Biasanya 2 mingguan di ICU. Ternyata hanya satu minggu pak Andi sudah bisa keluar ICU,” kata Dr. Neerav, yang memimpin operasi.
Sebelumnya Andi Arief menjalankan pemeriksaan dan pengobatan intensif di RS National University Hospital (NUH) Singapura. Rencananya Andi Arief akan menjalani operasi transplantasi liver di NUH pada 21 November 2024.
Namun pada awal Oktober kondisi Andi Arief memburuk dan si rawat di RS MMC Jakarta. Sementara itu RS NUH Singapura hanya bisa memajukan jadwal transplantasi pada 21 Oktober 2024. Oleh karenanya pendamping dan keluarga memutuskan membawa Andi Arief dari RS MMC langsung tiba di RS Apollo, India pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Nasib Pasien Sirosis Di Indonesia
Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) yang mendampingi Andi Arief menyatakan keberhasilan operasi transplantasi hati Andi Arief adalah berkat kerja keras tim dokter di RS Apollo, New Delhi.
DKR tidak menemukan data spesifik jumlah pengidap sirosis di Indonesia baik dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) maupun dari BPS (Badan Pusat Statistik).
Data yang ditemukan hanyalah Riskesdas, 2013 Prevalensi Virus Hepatitis B di Indonesia berkisar 7,1% (sekitar 18 juta) dan Virus Hepatitis C berkisar 1,01% (sekitar 2,5 juta).
Banyak diantaranya mengetahui dirinya terinfeksi setelah berada pada tahap lanjut/kronis bahkan sudah terjadi sirosis dan kanker hati. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan berkala penting agar penanganan tidak terlambat.
“Kami berharap operasi semacam ini bisa ada di Indonesia. Ada berapa banyak penderita sirosis di Indonesia yang tidak tertangani karena ketidakmampuan sistim kesehatan di Imdonesia. Bagaimana nasib mereka?” demikian Danial Indrakusuma yang mendampingi Andi Arief.
Kontak RS Apollo di Indonesia
Dr. Harinder Singh Sidhu, Senuor Vice President RS Apollo berpesan agar.masyarakat Indonesia tetaplah jaga kesehatan jalani pola hidup yang sehat. Kedua, periksalah kesehatan secara rutin. RS Apollo memiliki fasilitas pemeriksaan kesehatan rutin yang paling luas. Anda bisa memeriksakan diri anda di fadilitas kesehatan di Indonesia.
“Kami juga akan membawa fasilitas ini ke Indonesia. Sehingga jika ada masalah anda bisa cepat memeriksakan diri dan segera bisa mendapatkan pelayanan secepatnya. Kalau anda membutuhkan pelayahan lebih lengkap, kami ada disini untuk membantu anda,” katanya
“Kami memiliki kantor perwakilan Apollo di Jakarta. Ada bu Ribkah D. Tambayong yang bisa dihubungi Jakarta. Jika ada masyarakat yang membutuhkan palayanan kesehatan di RS Apollo di India, masyarakat Indonesia bisa menghubunginya di nomor 0812-1800-5565. Dia akan bantu dengan dengan senang hati bagaimana anda bisa datang ke India,” ujarnya. (Web Warouw)