Jumat, 29 Maret 2024

BONGKAR & ADILI YANG BERTANGGUNG JAWAB..! TPDI Minta PDIP Jangan Kubur Kasus 27 Juli 1996

JAKARTA- Peristiwa 27 Juli 1996 tergadaikan dan tersandera selama 27 tahun PDIP seolah-olah tengah memperjuangkan tetapi sesungguhnya mereka sedang menguburkan kasus 27 Juli yang bersejarah dalam meruntuhkan kekuasaan Orde Baru. Hal ini ditegaskan oleh Petrus Selestinus, Ketua Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (10/1) menyambut HUT Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDIP).

“Baik DPP- PDIP maupun Pemerintah sama sama mendiamkan proses penyidikan dan penuntutan bolak-balik antara Penyidik Bareskrim dan Kejaksaan Tinggi Jakarta selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Tidak terpenuhi bahkan terabaikan,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa sudah gonta-ganti 4 Presidenpun kasus ini didiamkan tanpa ada pertanggungjawaban publik apalagi kepada korban.

“Tuntutan TPDI agar PDIP mendorong Polri dan Kejaksaan membawa kasus ini ke Pengadilan dengan mendudukan Sutiyoso, Tritamtomo dan lainnya sebagai terdakwa untuk dimintakan pertanggunjawaban pidana hilang dalam pusaran politik dan hukum nasional,” tegas pembela korban tragedi 27 Juli 1996 ini.

Ia menegaskan bahwa PDIP yang mengakui dirinya selama 10 tahun sebagai berkuasa punya tanggung jawab moral untuk membuka dan menuntaskan kasus yang memakan nyawa puluhan kader dan rakyat pendukungnya dalam peristiwa 27 Juli 1996.

“Jangan omong besar tetang Soekarnoisme, Pancasila dan pencalonan presiden kalau sampai saat ini tidak punya moral dan niat membongkar dan menyeret orang-orang yang bertanggung jawab atas peristiwa itu,” ujarnya.

Kepada Presiden Joko Widodo, Petrus Selestinus menegakan agar presiden memerintahkan Menko Polhukam untuk membongkar dan mengadili semua yang terlibat dalam operasi penyerbuan di kantor PDI saat itu.

“Atas nama korban, kami mendesak presiden menuntaskan kasus 27 Juli 1996. Jangan ikutan mengubur kasus pelanggaran HAM berat oleh Orde Baru dan Soeharto ini,” tegasnya.

Kerusuhan 27 Juli 1996

Salah satu tragedi besar yang pernah menimpa PDIP adalah peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996 atau disebut juga dengan peristiwa Sabtu Kelabu yaitu penyerangan untuk pengambilalihan paksa gedung kantor PDI yang saat itu diduduki oleh pendukung Megawati Soekarnoputri.

Penyerbuan itu ditengarai melibatkan aparat TNI-Polri. Peristiwa itu meletupkan kerusuhan yang meluas di beberapa wilayah Jakarta, khususnya kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, dan Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.

Pemerintah saat itu menuding aktivis PRD (Partai Rakyat Demokratik) sebagai penggerak kerusuhan. Jajaran Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara. Budiman Sudjatmiko yang saat itu menjadi aktivis PRD mendapat hukuman terberat, 13 tahun penjara.

Salah satu ketua PDIP, Dr Ribka Tjiptaning kepada Bergelora.com menegaskan dirinya terus berusaha memperjuangkan keadilan bagi korban peristiwa tersebut.

“Kita tidak akan berhenti menuntut agar negara bertanggung jawab atas peristiwa tersebut,” ujar mantan Ketua KPM (Komite Pembela Megawati) yang sempat ditangkap dan disiksa oleh aparat Orde Baru itu. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru