JAKARTA- Dita Aditia memastikan dirinya menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh anggota Komisi III, DPR-RI, Masinton Pasaribu. Hal itu yang menyebabkan dirinya membuat laporan polisi atas pemukulan pada dirinya Sabtu (30/1).
Dibawah ini kronologi yang diterima Bergelora.com di Jakarta, Minggu (31/1) versi Dita Aditia atas peristiwa pemukukan dirinya tersebut:
Saya sedang kumpul dengan teman-teman (Partai-red) Nasdem di Camden Cikini pukul 21.00. Sekitar pukul 22.30 saya dijemput oleh Masinton Pasaribu melalui sopirnya Pak Husni yang manggil saya disamping table.
Husni bilang bos sudah nunggu di dalem mobil. Setelah itu saya ke depan cafe tersebut lalu liat ke dalam mobil ada pelaku dan saya kembali ke dalam Camden untuk ambil tas sekaligus pamit ke teman-teman. Ada teman saya yang mengantarkan saya sampai depan pintu cafe menitipkan saya ke driver (Husni). Karena niatnya saya dianter kawan-kawan. Dari Camden ambil mobil yang terparkir di DPW Nasdem, Gondangdia.
Lalu di dalem mobil saya duduk di depan, pelaku (MP) duduk ditengah memaki-maik dan interogasi saya. Setelah itu saya bilang, “Tolong ambil mobil saya di DPW Nasdem.” Dan MP instruksikan pak Husni untuk bawa mobil saya ke rumah di cawang.
Saya masih di dalam mobil. Otomatis pelaku (MP) menyetir dan interogasi saya bawa putar-putar. Saya tidak diizinkan turun pulang terus saya dibawa puter-puter di jalan sambil dimaki-maki dan saya nangis.
Karena nangis itu saya minta pulang lalu dia bilang “Diem loe anjing, malah nangis lagi!!”
Dan saya gebrak dasboard mobil untuk dibawa pulang. “Bawa gua pulang, gua cuma mau pulang dan istirahat. Badan cape. Atau telpon temen gua karena janji mau anter gua pulang”. Pada saat itu tonjokan 2 kali melayang kena pelipis mata saya dengan tangan kirinya dengan bilang, “Diem loe anjing!!”.
Yang saya rasa saat itu gelap mata kunang-kunang dan panas lalu saya teriak, “kenapa saya harus ditonjok?? Tolong,” saya teriak di dalam mobil hanya berdua dengan pelaku.
Setelah itu saya mau telpon temen saya, tiba-tiba HP direbut oleh pelaku (MP) dan saya bilang, “Kembaliin HP gua. Itu HP gw beli sendiri jangan dibanting lagi.” Dan reflek saya ambil setir mobil untuk ke kiri minggir. Dan dia langsung menyerahkan, “Ini hp loe ini” Setelah itu saya sambil menangis saya bilang, “Kenapa gua harus ditonjok. Gua mau lapor polisi dan ke rumah sakit. Gua nangis karena dimaki-maki.”
Setelah itu baru saya diturunkan di pinggir jalan dekat rumah dan pak Husni di pinggir jalan menyerahkan kunci mobil saya yang sudah diantar ke rumah sambil saya bilang, “Pak Husni saya ditonjok bos 2 kali, tolong pak”
Lalu driver bilang, “Mba tenang ini kunci mobilnya” Saya turun dari mobil pelaku (MP) Fortuner warna putih dan langsung lari naik ke taxi Express. Oleh sopir taxi Express diantar ke Polsek Jatinegara untuk dibawa visum et repertum ke RSUD Budi Asih. Setelah visum di RSUD Budi Asih sekitar pukul 00.20-01.30 an saya didampingi kembali ke Polsek Jatinegara.
Di polsek Jatinegara saya disarankan untuk istirahat sebelum buat BAP oleh penyidik dan diminta kembali lapor hari Sabtu pukul 09.00.
Namun saya harus dirawat inap di Rumah Sakit Aini hari jumat sampai dengan minggu (22-24 Januari 2015). Ibu saya pernah mendapat ancaman jika laporan saya tidak dicabut atau ini menjadi ramai saya akan celaka.
Mulai dari Senin sampai dengan Sabtu (30/1) sama sekali tidak ada permohonan maaf dari pelaku (MP) kepada saya.
Sebelumnya Dita Aditya (27) Masinton Pasaribu ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri terkait dugaan tindak pidana penganiayaan.
“Penganiayaan dilakukan Masinton pada Kamis (21 Januari 2016) malam,” kata anggota Badan Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Wibi Andrino di Jakarta kepada media, Sabtu (30/1/2016).
Wibi menduga pemukulan itu akibat dari Dita yang merupakan Sekretaris Biro Perempuan dan Anak DPW Partai NasDem DKI itu dituduh telah membocorkan rahasia Masinton kepada partai lain.
“Korban Dita yang juga tenaga ahli Masinton dituduh membocorkan rahasia Masinton kepada Partai NasDem,” kata Wibi. (Enrico N. Abdielli))