JAKARTA- Masyarakat perlu mengetahui perkembangan penyakit virus Ebola yang semakin meluas di Afrika agar tidak memandang remeh terhadap kemungkinan ancaman penyebarannya. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan tentang kecepatan dan keganasan penularan virus Ebola kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (1/9).
“Saya sampaikan satu contoh lagi, dimana 1 kasus Ebola secara jelas menular pada 24 suspek (yang diduga tertular Ebola-red) dan menimbulkan 13 kematian, dalam 20 hari saja,” ujarnya.
Ia menjelaskan, di desa Ikanamongo di Kongo, seorang wanita hamil kontak dengan binatang mati yang diberikan oleh suaminya, dan meninggal 11 Agustus 2014 dengan unidenrified hemorhagic fever, demam dan perdarahan yang tidak diketahui sebabnya.
Karena awalnya tidak diketahui sebagai Ebola maka pasien ditangani di klinik setempat sebagaimana pasien biasa, dan dimakamkan dengan upacara pemakaman biasa.
“Ternyata, antara 28 Juli sampai 18 Agustus ditemukan 24 kasus suspek Ebola yang semuanya pernah kontak dengan ibu hamil yang meninggal dengan Ebola di atas,” ujarnya.
Dari 24 suspek itu, 13 meninggal. Mereka yang kontak dengan ibu hamil dengan Ebola kemudian tertular dan akhirnya meninggal ini termasuk 1 dokter dan 2 perawat yang menangani Ibu hamil itu. Waktu ditangani belum diketahui bahwa pasien tertular Ebola.
Selain itu juga meninggal 2 petugas kebersihan dan penjaga klinik tempat ibu hamil itu berobat. Termasuk orang-orang yang menangani jenazah Ibu hamil ini ketika pemakamannya juga meninggal.
“Bahkan orang-orang yang kontak dengan staf klinik, tanpa kontak langsung dengan pasien juga meninggal. Artinya, Ibu hamil ini menulari petugas klinik, lalu petugas klinik menulari lagi orang-orang lain yang kontak dengan mereka,” ujarnya.
Menurut Tjandra Yoga Aditama, WHO masih menunggu konfirmasi laboratorium rujukan untuk kasus ini.
“Kejadian ini akan merupakan wabah Ebola ke 6 di negara yang dulu namanya Zaire dan sekarang namanya Democratic Republic of Congo,” ujarnya.
Ia meminta semua masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebaran virus Ebola ke Indonesia.
“Tentu kita semua perlu terus waspada tentang penyabaran Ebola ini. Khususnya, karena hari ini WHO melaporkan kasus baru Ebola di Senegal, setelah sebelumnya beberapa hari yang lalu Congo juga melaporkan kasus Ebola di negaranya, sehingga dari awalnya 3 negara maka kini sudah menjadi 6 negara di Afrika,” ujarnya. (Enrico N. Abdielli)