JAKARTA- Wabah Middle East Repiratory Sindrome (MERS) Corona Virus (CoV) seperti memasuki era baru. Pada hari Kamis (18/6) Thailand melaporkan temuan penderita MERS CoV, artinya, di ASEAN sudah ada MERS CoV di Malaysia, Filipina dan kini Thailand. Demikian Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP (K), MARS, DTM&H, DCE kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (20/6).
“Kasus di Thailand ini tertular dari kunjungannya ke jazirah Arab, dan pasien ini memang punya penyakit kronik. Jadi, ada tidaknya penyakit kronik dan riwayat kunjungan ke jazirah Arab merupakan faktor risiko terjadinya MERS CoV,” jelasnya.
Anggota, WHO Emergency Committe on MERS CoV ini menjelaskan bahwa sebelumnya Rabu (17/6), WHO mengeluarkan pernyataan bahwa situasi MERS kini sudah merupakan wake up call, alarm agar semua negara ‘bangun dan mempersiapkan diri’, termasuk di Indonesia.
“Angka kematian MERS CoV di Korea sejak kemarin sudah melewati angka psikologis 10% dan menjadi 12,27 %. Tiga faktor risiko MERS dari data Korea Selatan tercantum dibawah ini,” ujarnya.
Di sisi lain menurutnya, WHO MERS Emergency Committe Meeting sebelumnya sampai pada kesimpulan dan telah diumumkan WHO bahwa sampai sekarang ini MERS CoV belum dalam status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Ia mengingatkan bahwa ada tiga faktor risiko MERS CoV, yang perlu ditindaklanjuti. Umur rata2 pasien MERS yang meninggal adalah 72,5 tahun, lebih tua dari umur rata-rata pasien MERS yang sembuh, yaitu 55 tahun.
“Jadi, makin tua usia maka makin besar kemungkinan sakitnya menjadi parah dan kemudian meninggal dunia,” ujarnya
Ternyata 92,9% pasien yang meninggal sudah mempunyai penyakit penyerta lain sebelum kena MERS, dan hanya 27,9% pasien yang sembuh yang sudah mempunyai penyakit lain sebelum kena MERS.
“Artinya, risiko MERS parah dan meninggal akan lebih sering terjadi kalau sudah ada penyakit kronik lain. Jadi, kalau akan bepergian ke daerah yang ada MERSnya, seperti Korea ini atau Umroh Ramadhan, periksalah diri dulu ke dokter untuk mengetahui bagaimana keadaan penyakit kronik dan apa obat dll sudah cukup sebagai bekal,” jelasnya.
Sebanyak 61% penyakit penyerta pada pasien MERS yang meninggal adalah jenis penyakit paru kronik, sementara 31,6% penyakit penyerta pasien MERS yang sembuh adalah penyakit paru kronik.
“Jadi, ada tidaknya penyakit paru kronik ternyata penting untuk menilai keberhasilan pengobatan MERS, dan itu salah satu hal yang perlu kita periksa dan waspadai,” jelasnya. (Calvin G. Eben-Haezer)