JAKARTA — Calon Gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun membeberkan salah satu program yang diusungnya untuk warga Jakarta yakni kolam pipi monyet.
Dharma menerangkan nama program tersebut diambil dengan mengambil filosofi dari alam semesta, terkhusus hewan monyet.
Cagub independen itu menyebut filosofi itu ia adaptasi sebagai salah satu upaya untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di Jakarta.
“Pipi monyet ini adalah filosofi alam semesta, di mana monyet itu menerima berkah atau hadiah dari alam berupa makanan, dia makan kalau dia sudah kenyang dia simpan di pipinya,” kata Dharma dalam menghadiri acara Kahforward di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (28/9).
Dharma menyebut filosofi itu yang kemudian ia adaptasi sebagai salah satu upaya untuk menangani permasalahan air di Jakarta.
“Demikian pula dengan kolam pipi monyet, jadi ketika debit air berlebihan, entah karena hujan, maka mulai sekarang jangan kita anggap itu sebagai bencana, tapi mari kita mengubah mindset kita adalah rejeki dari Tuhan untuk apa untuk memberkati kita,” ujarnya.
“Jadi ketika debit air, kita perlu menyiapkan kolam yang menampung air hujan,” imbuh pensiunan jenderal polisi itu.
Dharma menjelaskan nantinya air yang tersimpan itu bisa kembali dimanfaatkan oleh masyarakat. Misalnya saja diubah menjadi air minum dengan memanfaatkan teknologi.
“Daripada air yang sudah dibuang ke laut lalu dijadikan air minum, teknologinya biayanya mahal, inilah namanya teknologi beradab, biar pro kepada kelestarian alam,” ucap dia.
Dharma-Kun merupakan satu-satunya calon independen pada Pilkada Jakarta 2024. Keduanya akan bersaing dengan dua bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung partai politik, Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono
6 Alasan Dharma-Kun Pantas Pimpin Jakarta
Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Gubernur Jakarta dari jalur independen, Dharma Pongrekun turut serta dalam dialog Dicukur Andy yang berlangsung di Indonesia Arena pada Sabtu malam (28/9). Dalam dialog tersebut, Dharma menyampaikan enam alasan dirinya pantas dipilih sebagai gubernur Jakarta dalam pilkada serentak pada 27 November mendatang.
Pensiunan Polri dengan pangkat terakhir komjen Pol itu menyampaikan bahwa alasan pertama dia dan pasangannya, Kun Wardana, adalah latar belakang sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur independen.
”Kami petugas rakyat. Itu yang pertama. Kami tidak dibiayai oleh siapapun juga, tetapi hasil dari gotong royong semua relawan yang bahkan saya tidak kenal,” kata dia.
Alasan kedua, kata Dharma, dirinya pernah bekerja di institusi kepolisian yang punya kebiasaan belajar melihat hal-hal tersirat.
”Oleh sebab itu, saya banyak belajar dan banyak yang mengetahui banyak hal yang belum dilakukan oleh sistem. saya bisa melihat ada udang di balik batu,” kata pria yang pernah bertugas sebagai wakil kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Ketiga, lanjut Dharma, pengalaman berdinas di BSSN membuat dirinya tahu banyak hal tentang dunia siber. Menurut dia, saat ini ada maksud lain atas maraknya aktivitas di ruang siber.
”Saya mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang ada di dunia siber. Saya tahu kenapa ada dunia siber, sehingga semua kita tergiring untuk menggunakan itu,” imbuhnya.
Alasan keempat, kata Dharma, dia merupakan sosok yang antikorupsi. Dia menilai, sikap itu yang membuat dirinya tidak populer.
”Dan saya senang untuk bertugas, menjadikan tugas saya sebagai tempat untuk menolong orang banyak. itulah kenapa saya mau menjadi gubernur,” terang dia. ”Kelima Saya akan menerapkan sistem yang berkeadilan agar dirasakan adab oleh masyarakat,” imbuhnya.
Terakhir, ucap Dharma, dia berjanji menerapkan bina adab untuk mewujudkan Jakartaku Aman. Jakartaku Aman merupakan salah satu visi yang dibawa oleh pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana dalam pilkada Jakarta. Itulah enam alasan yang dibeber oleh Dharma dalam dialog bersama Andy F. Noya yang diselenggarakan oleh Kahf bertajuk Kahforward, Langkah Berdampak. (Web Warouw)