BANDA ACEH – Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar di sela-sela kunjungannya ke Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Sabtu (8/4) memberikan penjelasan mengenai kondisi kelistrikan di Kota Aceh. Sebagaimana diketahui, listrik Aceh saat ini terhubung dengan pembangkit yang ada di Medan, Sumatera Utara. Kondisi ini menggambarkan suplai listrik ke Aceh terjamin.
“Ini namanya interkoneksi. Interkoneksi itu dalam listrik modern harus seperti itu. Kita ingin dayanya itu terbagi. Jangan dianggap ketergantungan,” jelas Arcandra.
Terkait anggapan masyarakat Aceh bahwa listrik Aceh dikesampingkan untuk terlebih dahulu memenuhi kebutuhan listrik bagi industri di wilayah Medan, Wakil Menteri ESDM dengan tegas menyatakan bahwa setiap daerah masing-masing berkedudukan sama, tidak ada daerah yang diistimewakan.
“Energi berkeadilan, gak ada itu cerita satu daerah lebih dari daerah lain. Jadi, apabila ada kelebihan di sini (Aceh) maka akan di supply ke sana (Medan) dan begitu juga sebaliknya sehingga ini menjadi lebih efisien.” Lanjut Arcandra.
Mengenai penambahan beban listrik di Aceh, Arcandra mengungkapkan bahwa PLN sudah merencanakan untuk membangun pembangkit baru yang daya nya akan sangat cukup untuk Aceh dalam beberapa tahun kedepan.
“Ini tidak bisa bangun listrik hari ini, perlu waktu. Intinya adalah penambahan beban di Aceh menjadi salah satu prioritas kita,” janji Wakil Menteri ESDM.
Penambahan beban ini sangat penting bagi masyarakat Aceh, karena artinya masyarakat Aceh dapat beraktivitas secara normal, tanpa kuatir akan adanya pemadaman listrik bergilir yang saat ini masih terjadi di kota Aceh.
Sebelumnya, Arcandra menjadi pembicara pada Dies Natalis ke-35 Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (8/4). Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengawali sambutannya dengan bercerita bagaimana perasaannya saat pulang kembali ke Indonesia setelah lama tinggal di Amerika.
“Saya lebih lama di Amerika daripada di Sumatera Barat. Kurang lebih hanya sampai SMA di Sumatera Barat, dan di Texas 20 tahun. Jadi, hari ini saya coba belajar kembali. Mempelajari apa yang baik yang ada di Indonesia dan apa yang baik yang ada di luar.” ujar Arcandra.
Pada kesempatan yang sama, Arcandra membagi pengetahuannya terkait human resources. Bagaimana human resources/ sumber daya manusia sangat penting untuk dikembangkan, sehingga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Ada dua hal, yang pertama yaitu trustworthy atau bisa dipercaya dan yang kedua adalah kompetensi. Kompetensi mencakup tiga hal yaitu ilmu atau knowledge, skill dan terakhir experience. Dua hal ini penting untuk dimiliki.” jelas Arcandra.
Didepan lebih dari 300 mahasiswa/i yang hadir di gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Arcandra juga menyinggung mengenai pentingnya mempunyai mimpi dan juga keberanian untuk berkompetisi pada persaingan global.
“Saat ini, pertarungan kita adalah dengan seluruh dunia. Untuk itu cita-cita itu harus dibangun sejak dari bangku kuliah, tekankan dalam diri bahwa satu saat insyaallah saya akan bertarung dimana pertarungan yang sebenarnya terjadi. Jangan kita jadi petarung hanya di dalam Negeri.” tutur Arcandra.
Dies Natalis ke – 35 Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini turut juga dihadiri oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah selaku Dewan Penyantun, Wakil Rektor Bidang Akademik, Dekan Fakultas Kedokteran, dan juga jajaran Senat Universitas Syiah Kuala beserta pejabat Eselon II Kementerian ESDM.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, pada akhir kunjungannya di Universitas Syiah Kuala, dimana juga merupakan kunjungan pertama beliau ke kota Aceh, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyempatkan diri untuk menyapa dan berfoto ‘selfie’ dengan mahasiswa/i yang sudah sejak pagi menunggu kedatangan Beliau. (Sugianto)
Â
Â