JAKARTA– Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Nasional Demokrat, Kurtubi menyatakan, konsumsi listrik Indonesia perkapita sangat rendah. Hal itu terjadi akibat jumlah total pembangkit listrik di Indonesia saat ini hanya 56.000 MW dengan penduduk sekitar 230 juta jiwa.
“Hanya setengahnya Malaysia, masih ada sekitar 40 juta penduduk Indonesia yang belum menikmati listrik,” ujarnya saat di temui di lingkungan DPR RI, Selasa (13/12).
Kurtubi menandaskan, banyak investasi terhambat karena listrik kurang. Padahal, sambung dia, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan kapasitas 2×1200 MW, biaya produksi listriknya sekitar $0.40 – $0.94 per kwh.
“Dan itu jauh lebih murah daripada biaya produksi listrik rata-rata di Nusa Tenggara Barat (sekitar $1.5/kwh) yang sebagian besar dari PLTD,” ujarnya.
Kurtubi menceritakan, saat dirinya menerima delegasi dari Rosatom di lantai 22 Gedung Nusantara I DPR RI beberapa hari lalu, perusahaan listrik terbesar di Rusia itu sedang membangun PLTN di 40 negara dengan total kapasitas 27.000 MW.
Dikatakannya, saat ini Rusia merupakan negara yang memiliki Uranium Enrichment (kegiatan pengayaan uranium sebagai bahan bakar PLTN) terbesar di dunia. Teknologi PLTN Rosatom saat ini sudah pada level generasi ketiga plus jauh lebih maju dari teknologi PLTN Chernobyl dan PLTN Fukushima.
“Selama sekitar dua jam kami diskusi soal PLTN di Rusia dan dunia. Saya menjelaskan soal kelistrikan di Indonesia dan prospek Indonesia untuk mulai memasuki pembangkit listrik tenaga nuklir,” jelasnya.
Kurtubi melanjutkan, negara yang sudah lama memilik PLTN antara lain USA dengan 100 PLTN, Perancis 58 PLTN, Jepang 48 PLTN, Rusia 33 PLTN, Korea 23 PLTN, Cina 21 PLTN, India 21 PLTN, Kanada 19 PLTN, Inggris 16 PLTN, Ukraina 15 PLTN, Swedia 10 PLTN, Jerman 9 PLTN, Belgia 7 PLTN, Spanyol 7 PLTN, Ceko 6 PLTN, Taiwan 6 PLTN, Swiss 5 PLTN, Finland 4 PLTN, Hongaria 4 PLTN, Slowakia 4 PLTN, Pakistan 3 PLTN, Argentina 2 PLTN, Brazil 2 PLTN, Mexico 2 PLTN, dan Iran 1 PLTN.
Kepada Bergelora.com dilaporkan negara-negara Arab (negara OPEC kaya minyak) yang sudah membangun PLTN, yakni Uni Emirat Arab, Saudi Arabia Mesir, dan Yordan. (Enrico N. Abdielli)