Selasa, 20 Mei 2025

Obituari: Selamat Jalan Bebenjazz: Perpustakaan Jazz Indonesia

Tidak banyak musisi Jazz yang bergaul melebur membagi pengalaman di masyarakat. Salah satunya Bebenjazz. Budayawan Suroso, pimpinan Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKKER) mengenangnya dan menulisnya untuk pembaca Bergelora.com. (Redaksi)

Oleh: Suroso

HARI itu minggu, 20 Juni 2021. Seperti biasa saya mengantar Arteta anak saya yang berusia 8 tahun latihan vocal yang sudah diikuti sejak sekira setahun dengan Kakak Inna (biasa kami memanggail Inna Kamarie) guru vocal di Beben Jazz Music Course (BJMC). Minggu ini juga merupakan pertemuan kedua Arteta mengikuti latihan gitar dengan om Beben. Biasa kami memanggil Bebenjazz. Beben Supendi Mulyana nama aslinya.

Pertemuan hari itu hampir sama saja dengan pertemuan minggu sebelumnya saat kami berkumpul di ruang tunggu BJMC, tempat orangtua menunggu anaknya yang sedang latihan. Tempat dimana om Beben sering bercerita (saya lebih senang menyebutnya bercerita) kepada semua yang hadir dan ada disana. Bukan hanya kepada mereka yang menjadi muridnya, tetapi kepada semua, siapa saja.

Dan setiap kali bercerita selalu dengan bersemangat dan sangat detail, ia akan menjelaskan semua hal tentang musik jazz secara detail. Sejarah jazz, filosofi jazz, tehnik bermain jazz, pemain jazz dan segala hal yang berhubungan dengan musik jazz, dan semua dikuasainya dengan sangat detail.

Tapi bukan hanya cerita mengenai Jazz yang sering meluncur dari om Beben dalam setiap pertemuan. Segala cerita sering mangalir darinya, hingga pada kegiatan dan hobby pribadinya pernah diceritakan.

Om Beben pernah bercerita tentang dirinya yang pernah menjadi juara dalam kejuaraan bulutangkis tingkat Asia. Juga pernah bekerja sebagai programer komputer di salah satu Bank.

Kami yang selalu hadir disetiap hari minggu itu baik murid-murid BJMC maupun orangtuanya sudah merasa seperti keluarga dengan om Beben dan kakak Inna. Dan selalu mendapatkan banyak cerita, baik cerita baru maupun cerita yang sama dengan pertemuan sebelumnya.

Hari itu om Beben mengajar gitar untuk Arteta di Jam 14.00 satu jam sebelum Arteta Latihan Vocal dengan Kakak Inna. Tidak banyak cerita yang keluar dari om Beben saat itu, hanya kadang dia menghampiri Arteta yang sedang memainkan Piano saat menunggu giliran Latihan Vocal.

Sosoknya sebagai seorang Guru yang selalu ingin mengajarkan sesuatu kepada muridnya tampak dalam setiap tindakannya. Sesekali ia mengajarkan bagaimana bermain piano pada Arteta, walau sebenarnya Arteta tidak ikut latihan piano. Ia hanya ingin membuat muridnya gembira dan bahagia ketika berlatih musik. Karena bagi om Beben yang terpenting dalam latihan musik bukanlah pada bakat yang dimiliki seseorang, tetapi kebahagiaan dalam bermain musik.

Hari itu om Beben memberikan pik gitar warna putih bergambar dirinya kepada Arteta, “Supaya lebih senang main gitarnya”, ujar om Beben saat itu.

Om Beben saya kenal pertama kali pada sebuah kegiatan di Lapangan Multiguna Kota Bekasi, kegiatan tersebut adalah Art Education yang dilaksanakan oleh Forum Seniman Bekasi (FSB) sejak sekira pertengahan tahun 2017. Di FSB ini saya dan om Beben ikut bergabung bersama para seniman di Kota Bekasi. Om Beben termasuk salah satu pendiri FSB, dan Om Beben selalu hadir pada pertemuan di minggu ke-2 dan ke-4 tersebut tak pernah ketinggalan dan selalu tampil dengan gitarnya membawakan beberapa lagu serta mengiringi siapa saja yang ingin tampil.

Lagu yang selalu dibawakan saat pertama ia memperkenalkan Jazz adalah lagu Fly Me To The Moon. Dan diantara setiap lagu yang dibawakan dia pasti akan selalu bercerita tentang Jazz. Dan ketika kesempatan itu ada, maka semua tentang Jazz akan mengalir dari dirinya dengan bersahaja, dengan suaranya yang lembut dia menyampaikan kepada para audiencenya disetiap kesempatan yang dipunya.

Om Beben adalah pendiri Komunitas Jazz Kemayoran(KJK), sebuah komunitas yang telah berjalan sekira 14 tahun dan telah menelurkan ratusan artis dan group Jazz tanah air. Lewat KJK om Beben mengenalkan Jazz kepada masyarakat tanpa sekat, bukan hanya mereka para pecinta jazz. Komunitas yang diawali dengan belasan orang itu, kini telah memiliki ribuan anggota.

Dengan cinta, keikhlasan dan ketekunan om Beben telah menanamkan kecintaan pada jazz kepada banyak orang. Pertemuan mingguan KJK yang sudah lebih dari 800 pertemuan menunjukkan bagaimana keteguhannya dalam memperkenalkan jazz.

Jazz, bukan hanya musik jazz. Karena menurut om Beben, jazz bukan hanya tentang musik, tapi jazz adalah tentang keikhlasan, tentang Cinta, tentang semangat. Jazz adalah tentang kita, maka jazz tak bisa dipisahkan dari setiap tarikan nafas kita. Begitulah om Beben memaknai Jazz.

Entah sudah pertemuan ke berapa saya dengan om Beben pada hari minggu itu, tapi cerita tentang jazz yang disampaikan tak pernah selesai. Selalu saja ada yang baru diceritakan tentang jazz, mendengarkan om Beben bercerita seperti membaca semua literasi jazz yang ada disebuah perpustakaan.

Ya, om Beben ada perpustakaan jazz berjalan. Tak perlu bersusah payah membuka buku atau mencari di google untuk tahu Jazz, cukup datang dan bertemu dengan om Beben maka semua Literasi Jazz bisa kita dapatkan. Dan om Beben dengan senang hati akan menceritakan kepada siapa saja yang dijumpainya. Dia akan terus bercerita, seperti sudah menjadi tugasnya untuk menceritakan Jazz kepada semua orang. Dan yakinlah, kita yang mendengarkan akan tertarik dengan gaya bicaranya yang lembut, lugas dan bersahaja.

Tak hanya bercerita tentang Jazz yang sering dilakukannya, om Beben juga selalu mengajak murid-muridnya untuk hadir dan tampil disetiap kesempatan yang dia punya. Pada saat dia tampil dalam sebuah pentas dia selalu mengajak murid-muridnya untuk ikut tampil juga, memberikan kesempatan kepada muridnya untuk mengaktualisasikan Jazz yang selama ini diajarkan dan diceritakan.

Maka tidak heran jika om Beben tampil di sebuah acara, maka dia akan tampil bersama dengan muridnya. Diantaranya adalah Naufal Fawwaz, yang sering tampil dalam setiap kesempatan bersama om Beben, juga anak saya Arteta yang dalam penampilannya seringkali bersama om Beben.

Penampilan terakhir Arteta (ig: don_arteta) dengan om Beben adalah saat mengisi acara Sua Guru di Rummah GoA, saat itu Arteta menyanyikan lagu Sabda Alam karya almarhum Junaedi Salat dan almarhum Chrisye. Om Beben dengan kesabarannya berusaha mengiringi Arteta dengan petikan gitar meski sebenarnya ia saat itu harus berusaha mengingat-ingat nada lagu tersebut, karena sudah lama sekali tidak memainkannya.

Setelah berjuang beberapa hari di Rumah Sakit melawan virus Corona yang menyerangnya Senin, 5 Juli 2021 Tuhan berkehendak, memanggil om Beben untuk kembali ke sisiNya. Tak ada yang mampu kita lakukan selain ikhlas atas kepergiannya dan memberikan doa terbaik untuk orang baik yang selalu bekerja dengan ketulusan dan keikhlasan. Kita harus Ikhlas melepasnya, seperti om Beben yang dengan tulus dan Ikhlas memberikan ilmu kepada murid-muridnya.

Om Beben adalah sosok musisi yang penuh dengan keikhlasan. Musik dia mainkan dengan hati, dia ajarkan musik kepada murid-muridnya dengan cinta, dengan ketekunan ia lantunkan nada-nada menembus jiwa audiencenya. Om Beben apa yang telah engkau sampaikan akan menjadi penuntun bagi murid-muridmu, dan akan terpatri pada audiencemu.

Setelah pertemuan sekian lama itu, ternyata kami belum pernah foto bersama apalagi foto berdua.

Selamat jalan Om Beben.
Selamat jalan sahabat, teman dan Guru.
Doa dan tempat terbaik untukmu.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru