JAKARTA-Prajurit TNI tidak boleh bermain-main di area politik praktis yang berdasar loyalitas atau kesetiaan maupun hubungan emosional masa lalu.
TNI harus menjadi pengawal jalannya demokrasi di Indonesia. Demikian disampaikan Asrenum Panglima TNI Mayjen TNI Muktiyanto selaku Inspektur Upacara (Irup) pada upacara bendera tujuh belasan di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (17/6).
Lebih lanjut Asrenum Panglima TNI menegaskan bahwa situasi aktual nasional yang sedang dihadapi bangsa Indonesia khususnya saat ini menjelang pemilihan Presiden yang tinggal hitungan beberapa hari lagi. Berkaitan dengan hal tersebut, Panglima TNI dalam berbagai kesempatan telah menekankan tentang netralitas TNI.
“Di tengah konstelasi politik yang semakin meningkat, TNI tidak boleh terpengaruh kepada bujukan atau rayuan atas dasar loyalitas dan kesetiaan masa lalu, iming-iming uang dan adanya kedekatan emosional,” tegasnya.
Dalam kondisi situasi politik yang diwarnai saling curiga, saling menarik perhatian dan intrik politik menurutnya, prajurit TNI harus tetap netral, bertugas secara profesional tidak terpancing oleh isu-isu yang sedang berkembang.
“Namun bukan berarti TNI apatis, tidak mau tahu terhadap perkembangan situasi politik yang terjadi,” ujarnya.
Ia meminta setiap prajurit mencermati perkembangan politik menjelang Pemilihan Presiden 2014.
“Cermati, ikuti trend perkembangan yang terjadi, agar kita mampu menyikapi dan tidak terdadak terhadap apapun situasi yang akan terjadi”, tegas Asrenum Panglima TNI. ( Enrico N. Abdielli)