Komisaris kesehatan UE Stella Kyriakides mengatakan, penggunaan pil Covid-19 Pfizer ini sekarang membuat kemajuan yang baik dalam hal perawatan pasien, yang digambarkan sebagai garis pertahanan kedua setelah vaksin Covid-19.
“Paxlovid adalah antivirus oral pertama yang bisa digunakan di rumah dalam portofolio kami, dan memiliki potensi membuat perbedaan nyata bagi orang-orang yang berisiko tinggi berkembang menjadi Covid-19 yang parah,” katanya, dikutip dari RTE, Jumat (28/1/2022).
Sementara itu, pil Covid-19 Merck juga sedang ditinjau di Uni Eropa, tetapi membutuhkan waktu lebih lama untuk disetujui karena perusahaan merevisi data uji cobanya pada November 2021, dengan mengatakan obat itu secara signifikan kurang efektif daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Obat oral Covid-19 seperti Pfizer punya dipandang sebagai pilihan pengobatan baru yang menjanjikan yang dapat dilakukan di rumah pada awal gejala Covid-19 untuk membantu mencegah rawat inap dan kematian.
“Kami bangga memiliki jejak manufaktur yang kuat di Eropa, yang akan membantu mendukung produksi hingga 120 juta dosis Paxlovid secara global,” kata Chief Executive Pfizer Albert Bourla dalam sebuah pernyataan.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Paxlovid sendiri adalah rejimen antivirus dua obat yang berdasar hasil studi diketahui hampir 90% efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian pada pasien dengan risiko tinggi penyakit parah, menurut data uji klinis Pfizer.
Data laboratorium terbaru menunjukkan bahwa obat tersebut mempertahankan efektivitasnya terhadap varian Omicron juga. Namun dalam uji coba, itu hanya diuji pada individu yang tidak divaksinasi, menimbulkan pertanyaan tentang potensi penggunaannya pada pasien berisiko tinggi yang divaksinasi Covid-19.
Perlu diketahui, Jerman memesan satu juta dosis pil Covid-19 Pfizer ini di akhir Desember 2021. Kemudian Italia yang diketahui akan menerima 200.000 dosis pada Februari mendatang dan memiliki opsi untuk membeli 400.000 tambahan. (Calvin G. Eben-Haezer)