HALMAHERA BARAT – Gunung Api Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali meletus disertai dengan dentuman pada pukul 14.22 WIT, Kamis (14/11/2024). Tinggi kolom abu teramati mencapai 3.000 meter di atas puncak atau 4.325 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Terdengar suara dentuman lemah sampai di Pos PGA Ibu,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ibu, Axl Roeroe.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm, dan lama letusan tiga menit 48 detik.
Gunung yang memiliki ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini saat ini berada pada status level III atau Siaga.
Menurut laporan PVMBG, berdasarkan hasil pemantauan Kamis, 14 November 2024, periode pukul 00.00-12.00 WIT, Gunung Ibu di Halmahera Barat Maluku Utara tercatat mengalami sebanyak 15 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 13-28 mm, dan lama gempa 42-95 detik, lalu 5 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2 mm dan lama gempa 28-38 detik, serta mengalami 21 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2-17 mm, dan lama gempa 14-55 detik.
Pada pengamatan periode itu, Gunung Ibu juga mengalami 2 kali Harmonik dengan amplitudo 2-3 mm, dan lama gempa 52-71 detik, lalu 161 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2-12 mm, dan lama gempa 4-14 detik, lalu 13 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2-5 mm, S-P 0.5-1.7 detik dan lama gempa 6-9 detik, serta tercatat 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 15 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 97 detik
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan.dari Halmahera, Axl Roeroe mengingatkan masyarakat di sekitar Gunung Ibu serta pengunjung atau wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dan perluasan sektoral berjarak lima kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Dia juga mengimbau, jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut, dan mata.
“Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.”
“Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” tegas dia.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat diminta untuk selalu memantau perkembangan dari pihak berwenang. (Ichsanuddin)