BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti pentingnya upaya menyelamatkan kawasan resapan air di Puncak, Kabupaten Bogor.
Ia menegaskan bahwa langkah pembongkaran bangunan yang berdiri di area tersebut akan sia-sia jika PTPN tidak mengambil langkah konkret untuk menghentikan alih fungsi lahan.
Dedi mengungkapkan, tanpa komitmen ini, seluruh usaha yang telah dilakukan akan menjadi percuma.
Selain itu, keberlanjutan kerjasama operasi (KSO) dengan tenant yang membangun di kawasan resapan air turut menjadi masalah serius yang memengaruhi kelestarian lingkungan.
Praktik tersebut dinilai memberikan dampak negatif terhadap fungsi ekologis kawasan tersebut.
“Kemudian Perhutani melakukan penebangan pohon siap panen, yang tanpa memperhitungkan aspek lingkungan yang terjadi sehingga seluruh kegiatan kami ini akan menjadi sia-sia,” ujar Dedi dikutip Bergelora.com di Bandung, Selasa (11/3/2025).
Ia menyoroti perlunya PTPN dan Perhutani untuk menghitung keuntungan finansial dari aktivitas seperti penyewaan lahan dan penebangan pohon.
Menurutnya, angka triliunan Rupiah yang didapatkan dari hasil kegiatan tersebut harus dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, termasuk Pemprov Jawa Barat, Pemkab Bogor, Pemkab Bekasi, Karawang, Depok, dan wilayah lain yang terdampak bencana longsor dan banjir akibat kerusakan lingkungan.
“Untuk itu saya berharap Perhutani dan PTPN, minggu depan mari duduk bersama,” tegas Dedi.
Ia mengajak kedua institusi untuk berdiskusi secara mendalam guna menyusun rencana dan evaluasi yang komprehensif.
Menurut Dedi, sinergi antara pihak-pihak terkait sangat penting agar tidak ada yang berjalan sendiri-sendiri dalam menangani permasalahan ini.
“Kami sibuk menangani, anda sibuk menikmati. Untuk itu mari kita bangun langkah ini bersama,” kata Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menegaskan bahwa Perhutani dan PTPN perlu menunjukkan komitmen nyata demi kepentingan bangsa, negara, masyarakat, dan lingkungan.
Ia menyatakan bahwa tindakan yang merusak lingkungan hanya akan membawa kerugian besar bagi semua pihak.
“Mari berubah,” seru Dedi, dengan penuh harapan bahwa kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dapat segera terwujud di antara semua pihak terkait. (Halomoan)