Minggu, 15 September 2024

TAK SIAP HADAPI RUSIA NIH..! Sambil Bisnis Senjata, NATO Beri Peringatan ke Negara-Negara Anggota

JAKARTA – Aliansi pertahanan negara Barat, NATO, memperingatkan negara-negara anggotanya agar tidak langsung menembak jatuh rudal Rusia yang masuk ke Ukraina. Hal ini terjadi saat Moskow terus menjatuhkan rudal ke dalam wilayah negara itu.

Dalam laporan Russia Today (RT), seorang juru bicara NATO mengatakan pakta itu tidak menginginkan perang terbuka dengan Rusia. Maka itu, setiap keputusan, termasuk dengan dalih melindungi wilayah udara masing-masing anggota, harus dikonsultasikan kepada aliansi tersebut.

“NATO bukanlah pihak dalam konflik tersebut dan tidak akan menjadi pihak dalam konflik tersebut. Tanggung jawab kami hanya untuk mencegah eskalasi,” ujarnya Senin dikutip Selasa (3/9/2024).

“Meskipun setiap anggota blok tersebut memiliki hak untuk melindungi wilayah udara mereka sendiri, mereka harus berkonsultasi secara dekat dengan yang lain karena tindakan tersebut dapat memengaruhi NATO secara keseluruhan,” katanya.

Komentar ini muncul setelah Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski mendukung gagasan untuk menembak jatuh target Rusia di langit di atas Ukraina. Pasalnya, seringkali serpihan rudal masuk ke wilayah Polandia dan mengancam warga sipil.

“Ketika rudal musuh memasuki wilayah udara kita, itu akan menjadi pembelaan diri yang sah, karena begitu rudal tersebut memasuki wilayah udara kita, risiko serpihan yang melukai seseorang akan signifikan,” kata Sikorski kepada Financial Times.

“Keanggotaan NATO tidak mengalahkan tanggung jawab masing-masing negara untuk melindungi wilayah udaranya sendiri, itu adalah tugas konstitusional kita sendiri,” tambahnya.

Ukraina juga mendukung wacana ini. Kyiv telah berulang kali meminta pendukung Baratnya untuk menembak jatuh rudal dan pesawat nirawak Rusia di wilayah udaranya, karena pertahanan udaranya sendiri telah menurun.

Baik Polandia dan Ukraina menandatangani pakta pertahanan pada bulan Juli yang menyediakan diskusi untuk memeriksa kelayakan kemungkinan pencegatan rudal dan pesawat nirawak Rusia. Namun Menteri Pertahanan Polandia Wladyslaw Kosiniak-Kamysz telah menegaskan bahwa hal ini tidak akan dilakukan tanpa persetujuan NATO.

Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Mircea Geoana, mengatakan bahwa pihaknya menghormati hak kedaulatan setiap anggota untuk memberikan keamanan nasional. Namun ia juga meminta mereka selalu berkonsultasi sebelum melakukan sesuatu yang dapat berdampak pada seluruh blok itu.

“NATO harus melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu Ukraina dan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menghindari eskalasi,” ujarnya.

Pertemuan Rahasia Bisnis Senjata

Secara terpisah kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari Dresden, Jerman,– para pejabat militer tingkat tinggi dari negara anggota NATO dan Ukraina berkumpul di kota Dresden, Jerman, untuk melakukan pembicaraan sangat rahasia pekan ini, menurut laporan Bild. Negara tuan rumah dilaporkan menggunakan kesempatan itu untuk mempromosikan inovasi terbaru dari para produsen senjatanya.

Prototipe sistem pertahanan udara Skyranger dari perusahaan persenjataan Jerman Rheinmetall dipamerkan pada pertemuan komandan pasukan darat Eropa di Sekolah Perwira Angkatan Darat di Dresden, Jerman, 29 Agustus 2024. (Foto/Robert Michael/dpa/AP)

Awal bulan ini, perusahaan pertahanan terkemuka Jerman, Rheinmetall, mengumumkan mereka telah hampir menggandakan laba operasinya pada paruh pertama tahun 2024.

Raksasa senjata itu mengatakan konflik Ukraina merupakan salah satu faktor yang “secara signifikan meningkatkan kinerja bisnis.”

Dalam artikel pada Kamis, Bild melaporkan komandan pasukan darat dari 35 negara Eropa, serta Ukraina dan AS, telah berkumpul untuk pertemuan tertutup di Dresden, yang diyakini berlangsung dari Selasa hingga Kamis.

Menurut surat kabar tabloid Jerman itu, acara itu diselimuti kerahasiaan, dengan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan terkait kekhawatiran mata-mata.

“Di antara topik yang dibahas adalah wilayah operasional baru NATO di Swedia dan Finlandia, yang keduanya bergabung dengan blok militer pimpinan AS dalam 18 bulan terakhir, serta analisis ancaman dan pelajaran yang dipetik dari konflik Ukraina,” ungkap laporan surat kabar tersebut.

Menurut Bild, pertemuan tersebut juga menampilkan perangkat keras industri pertahanan Jerman, termasuk sistem antipesawat Skyranger buatan Rheinmetall.

Dengan meriam otomatis tipe revolver dan radar yang kuat, Bild menggambarkannya sebagai sistem yang ideal untuk mencegat pesawat nirawak musuh.

Pada Juni, surat kabar tersebut mengutip pernyataan kepala Land Systems Rheinmetall, Bjorn Bernhard, yang mengatakan variasi Skyranger, yang dipasang pada rangka tank Leopard 1 era Perang Dingin Jerman, akan segera dipasok ke Ukraina.

Selain itu, Howitzer Kendali Jarak Jauh RCH 155 baru dipresentasikan kepada pejabat tinggi militer di Dresden, demikian yang dituduhkan dalam artikel tersebut.

Sebanyak 54 unit persenjataan pertama dilaporkan akan dikirimkan ke Ukraina tahun depan, dengan beberapa militer Eropa juga diduga menyatakan minatnya. Rheinmetall saat ini tengah membangun pabrik baru di Lower Saxony, dan perusahaan tersebut mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka bermaksud memproduksi sebanyak 700.000 peluru artileri setiap tahunnya pada tahun 2025.

Pabrikan senjata Jerman tersebut membuka pusat perawatan tank di Ukraina bagian barat pada Juni, dan telah mengumumkan rencana mendirikan lebih banyak pabrik amunisi dan pertahanan udara di tanah Ukraina.

Pejabat senior Rusia telah memperingatkan Moskow akan menganggap fasilitas-fasilitas ini sebagai “target yang sah” untuk serangan militer. Kremlin secara konsisten berpendapat bantuan militer Barat ke Kiev hanya akan memperpanjang pertumpahan darah, sementara gagal mengubah hasil akhirnya. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru