SIGI- Untuk menghadapi bencana alam yang meluas berupa banjir dan tanah longsong, warga masyarakat harus segera mengorganisir diri agar memudahkan pertolongan pertama saat bencana datang. Hal ini disampaikan oleh anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, dari partai Nasional Demokrat (NasDem). Muh. Masykur kepada Bergelora.com di Sigi, Senin (31/10)
“Lewat organisasi-organisasi masyarakat pemerintah lebih mudah menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana,” ujarnya.
Hampir semua wilayah di Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi berpotensi rawan bencana. Hal ini dikemukakan oleh Camat Dolo Selatan, M. Taufik, dalam sambutan pembukaan Reses Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Muhammad Masykur di Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sabtu (29/10).
Lebih lanjut, Taufik menyampaikan, di beberapa titik desa seperti Desa Bangga, Walatana, Ramba dan Bulubute daerah aliran sungainya sudah sangat mengkhawatirkan.
“Ketika intensitas curah hujan tinggi seperti saat ini sudah pasti terjadi banjir. Dan ini membahayakan rumah dan kebun milik warga,” ujarnya.
Dalam penyampaian seluruh aparat Pemerintah Desa (PemDes) tersebut, nampak bahwa suluruh daerah aliran suangai (DAS) di wilayah Kecamatan Dolo Selatan sudah harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah, Yakni berupa normalisasi sungai Salui, Sungai Miu, Sungai Palindo dan Sungai Kalangga.
“Keempat Daerah Aliran Sungai itu yang dianggap mengancam pemukiman dan kebun milik warga, jika tidak ada upaya untuk melakukan normalisasi. Termasuk sungai Kalangga yang jika curah hujan tinggi tiba-tiba langsung banjir menghantam pemukiman warga di Desa Bangga dan Desa Walatana,” ujar Kepada Desa Walatana.
Menanggapi permasalahan tersebut. Muh. Masykur, SP yang juga Ketua Fraksi NasDem DPRD Provinsi Sulawesi Tengah ini menghimbau kepada aparat Pemerintah Desa untuk pro aktif untuk mendesakkan penyelesaian normalisasi sungai tersebut kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Balai Wilayah Sungai Sulteng (BWSS). Karena hanya di kedua instansi itu yang memiliki kemampuan teknis seperti itu, termasuk program dan alat pendukung lainnya.
“Jadi tinggal kuncinya bagaimana kita semua bisa meneruskan dan mengawal usulan-usulan ini yang ditujukan kepada dua instansi terkait ini. Saya yakin dan percaya pihak dinas terkait akan merespon permasalahan ini sepanjang dikomunikasikan dengan baik,” tegas Masykur.
Sebelumnya pada Jum’at (28/10) Anggota DPRD Provinsi Sulteng yang berasal dari Dapil Sigi-Donggala ini disambut antusias warga Kelurahan Boneoge Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala. Nampak sekitar 200-an warga hadir memadati lokasi pertemuan Reses di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Boneoge, Kecamatan Banawa.
Dalam sambutannya, Lurah Hj. Alfia menyampaikan mayoritas mata pencarian warga sebagai nelayan. Namun masih kekurangan sarana alat tangkap. Sementara dibidang infrastruktur yang sangat dibutuhkan adalah perbaikan dinding penahan ombak yang sudah hancur diterjang ombak. Kurang lebih 100 meter sudah roboh.
“Permintaan itu sudah kami masukan kepada Dinas terkait akan tapi sampai hari ini belumlah mendapat respon baik,” jelasnya.
Menyahuti hal tersebut, Masykur menjelaskan betapa pentingnya warga memanfaatkan pembangunan kelompok-kelompok warga. Jika organisasi sudah ada dan sudah terbentuk maka perlu diperkuat lagi. Sehingga dari organisasi itulah yang nantinya berperan sebagai jembatan untuk meneruskan usulan-usulan program yang akan disampaikan ke pemerintah daerah.
Menurut Muh. Masykur yang juga Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Sigi ini bahwa peluang itu selalu terbuka sepanjang ada inisiatif yang muncul atau lahir dari bawah.
“Kuncinya ada di kelompok. Sepanjang memiliki kemauan untuk melakukan pengawalan atas usulan yang disampaikan, saya yakin cepat atau lambat akan direspon oleh Pemerintah Daerah. (Lia Somba)
Â