Rabu, 14 Mei 2025

TNI Bantah Investigasi Allan Nairn: Ahok Hanyalah Dalih Untuk Makar

JAKARTA-  Beredarnya isu berita yang dimuat di media online  tirto.id  tanggal 19 April 2017 yang berjudul Investigasi Allan Nairn : Ahok Hanyalah Dalih Untuk Makar, adalah Tidak Benar atau HOAX.  Demikian ditegaskan oleh Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/4) dan dimuat Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (22/4).

Lebih lanjut Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto menyatakan bahwa, isi berita yang dimuat di media online tirto.id tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

“Mestinya, penulis dan pihak tirto.id sebelum merelease berita tersebut mengkonfirmasi dulu ke pihak TNI,” tegasnya. 

Ia menegaskan bahwa dari pemberitaan tersebut, Mabes TNI akan mengambil langkah hukum dengan membuat laporan kepada Kepolisian RI agar diusut dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Sebelumnya tirto.id menurunkan artikel yang berjudul Investigasi Allan Nairn : Ahok Hanyalah Dalih Untuk Makar, dan beredar diberbagai media sosial sejak tanggal 19 April 2017, pada saat Pilkada DKI Jakarta sedang berlangsung.

Tulisan ini diambil dari tulisan Allan Nairn di theintercept.com yang berjudul, Trump’s Indonesian Allies In Bed With ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President. pada 19 April 2017.

Dalam laporan Allan Nairn yang diturunkan tirto.id disebutkan bahwa rekan-rekan Donald Trump di Indonesia telah bergabung bersama para tentara dan preman jalanan yang terindikasi berhubungan dengan ISIS dalam sebuah kampanye yang tujuan akhirnya menjatuhkan Presiden Joko Widodo. Menurut beberapa tokoh senior dan perwira militer dan intelijen yang terlibat dalam aksi yang mereka sebut sebagai “makar”, gerakan melawan Presiden Jokowi diorkestrasi dari belakang layar oleh beberapa jenderal aktif dan pensiunan.

Pendukung utama gerakan makar ini termasuk Fadli Zon, Wakil Ketua DPR-RI dan salah satu penyokong politik Donald Trump; dan Hary Tanoesoedibjo, rekan bisnis Trump yang membangun dua Trump Resort, satu di Bali dan satu di dekat Jakarta (di Lido, Jawa Barat).

Laporan tentang gerakan menjatuhkan Presiden Jokowi ini disusun berdasarkan sejumlah wawancara dan dilengkapi dokumen dari internal tentara, kepolisian, dan intelijen yang saya baca dan peroleh di Indonesia, juga dokumen Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang dibocorkan Edward Snowden. Banyak sumber dari dua belah pihak yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya. Dua dari mereka mengungkapkan kekhawatiran atas keselamatan mereka.  

Untuk lengkapnya bisa dilihat di https://tirto.id/investigasi-allan-nairn-ahok-hanyalah-dalih-untuk-makar-cm2X

Siapa Allan Nairn?

Tentang siapa Allan Nairn, Tirto memuat lengkap dalam situsnya https://tirto.id/allan-nairn-mimpi-buruk-para-jenderal-cmZ9. Sebagai wartawan investigatif dan aktivis dari Amerika Serikat, Allan dekat denga Ralph Nader, aktivis buruh, lingkungan, dan anti-korporasi, yang berkali-kali mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Hijau hingga tahun 2000.

Pada 1980, Nairn terbang ke Guatemala dan menyaksikan pembantaian kediktatoran militer terhadap buruh, petani, mahasiswa, dan intelektual. Dari sana ia menyadari sokongan dana dan senjata dari Washington untuk rezim-rezim brutal di dunia. Pengalaman Guatemala membawanya ke Timor Timur, yang saat itu (masih) diduduki oleh Indonesia sejak 1975.

Pada 21 November 1991, pemuda Sebastião Gomes mati disiksa serdadu Indonesia di Dili. Beberapa hari kemudian, iring-iringan pengantar jenazah Sebastião mengawali sebuah protes kecil yang ditanggapi berondongan peluru oleh aparat. Lebih dari 200 warga sipil tewas. Nairn, yang waktu itu terjepit di antara rombongan pengantar jenazah dan serdadu, mengalami cedera di kepala akibat dipopor bedil.

Sepulangnya dari Timor Timur, Nairn mendirikan ETAN (The East Timor and Indonesia Action Network) bersama Charlie Scheiner dan John Miller. Lembaga itu berperan besar mengampanyekan nasib rakyat Timor Timur di bawah pendudukan. Dua tahun kemudian, lobinya berhasil meyakinkan Kongres AS untuk menekan pemerintahan Clinton untuk memutus bantuan senjata ke Indonesia.

Setelah meletus kekerasan pasca-referendum di Timor Timur pada 1999, Amerika resmi memutus bantuan senjata dan pelatihan militer. Pada tahun-tahun awal transisi demokrasi di Indonesia, Nairn juga menguak peran AS dalam melatih para perwira militer Indonesia yang menculik dan membunuh warga sipil.

Seorang pensiunan pimpinan intelejen militer membenarkan Allan Nairn pernah mengajak diskusi dirinya tentang putra mantan Presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta yang lalu.

“Benar saya diskusi dgn sdr Allan Nairn. Tema diskusinya ttg Agus Yudoyono (AHY) yg ikut kontestasi pilkada DKI Jakarta. Sekali lagi diskusi, bukan permintaan resmi wawancara,” (Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H./Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru