JAKARTA – Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Yassierli menyatakan, pihaknya bakal sering menggelar job fair atau bursa kerja untuk mengakomodasi kebutuhan pencari kerja dan penyandang disabilitas. Hal itu disampaikannya saat membuka Jaknaker Expo di Balai Sudirman, Menteng Dalam, Jakarta, pada 21-22 November 2024.
“Kami berkomitmen untuk lebih memperhatikan pelatihan hingga lowongan kerja bagi penyandang disabilitas. Ke depan, Kemenaker akan lebih sering menyelenggarakan job fair, termasuk di dalamnya mengakomodir saudara kita para penyandang disabilitas sebagai bentuk pelaksanaan amanat undang-undang,” ujar Yassierli dilansir siaran pers resmi Kemenaker, Jumat (22/11/2024).
Ia pun berharap pelaksanaan Jaknaker Fair 2024 menjadi solusi bagi para pencari kerja, terutama di tengah tantangan ekonomi dan angka pengangguran yang masih tinggi.
Menurut Yassierli, kegiatan seperti Jaknaker Expo dapat menjadi contoh bagi provinsi lain. Kemenaker sendiri siap berkolaborasi untuk menyukseskan acara serupa.
Lebih lanjut, Yassierli menekankan bahwa menciptakan lapangan kerja adalah tantangan utama di hilir. Namun, ia juga mengingatkan perlunya pembenahan di sisi hulu, termasuk penyelarasan antara kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan industri untuk menghindari ketidaksesuaian (mismatch).
“Saya mendengar bahwa di DKI Jakarta sudah banyak SMK unggulan. Ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga di balai pelatihan, tenaga kerja tidak perlu disiapkan dari nol,” tutur Yassierli.
“Pembekalan di SMK harus cukup memadai, tinggal penyempurnaan selama satu atau dua bulan, kemudian diberikan sertifikasi,” lanjutnya.
Akan Bikin Job Fair Tiap Minggu
Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan, dalam pemaparannya di acara Jaknaker Expo 2024, Menaker Yassierli juga menyinggung jumlah penduduk Indonesia usia produktif yang belum bekerja, tercatat sebanyak 7,5 juta orang. Ia menyebut angka ini masih tinggi karena Indonesia digadang-gadang bakal menghadapi bonus demografi.
“Secara nasional kita juga dengan tingkat pengangguran yang juga masih tinggi, 4,8 atau 4,9 (persen) dengan jumlah sekitar 7,5 juta orang di Indonesia,” kata Yassierli, Jumat.
Ia pun menyatakan pemerintahan sudah punya rencana membuka peluang kerja yang besar bagi masyarakat Indonesia melalui program job fair.
Yassierli bilang, pemerintah bakal menggelar job fair setiap pekan secara bergantian di berbagai kota di Indonesia.
“Kami dari kementerian sedang berusaha bagaimana kegiatan job fair ini bisa kita laksanakan tiap minggu,” kata Yassierli.
Dengan adanya program itu, diharapkan bisa memberikan peluang yang lebih besar bagi masyarakat dalam upayanya mendapatkan pekerjaan.
Namun, Yassierli juga mengingatkan bahwa fenomena masih tingginya pengangguran bukan hanya menjadi tanggung jawab dari Kemenaker. Ia meminta ada peran serta dari seluruh stakeholder, termasuk juga pemerintah provinsi maupun daerah.
“Pengangguran, tentu ini adalah masalah yang sifatnya tidak hanya beban tanggung jawab dari Kementerian Ketenagakerjaan. Kondisi ekonomi kita saat ini memang kalau meminjam istilah dari (Menkeu) Bu Sri Mulyani, sedang tidak baik-baik saja,” kata dia.
Terlebih, kata Yassierli, kondisi itu diperparah dengan melemahnya perekonomian Indonesia yang mengalami deflasi dan banyaknya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dialami pekerja. Karenanya, hal itu menjadi tantangan bersama yang harus dicarikan solusinya.
“Pengangguran, tentu ini adalah masalah yang sifatnya tidak hanya beban tanggung jawab dari Kementerian Ketenagakerjaan. Kondisi ekonomi kita saat ini memang kalau meminjam istilah dari (Menkeu) Bu Sri Mulyani, sedang tidak baik-baik saja,” kata dia.
Terlebih, kata Yassierli, kondisi itu diperparah dengan melemahnya perekonomian Indonesia yang mengalami deflasi dan banyaknya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dialami pekerja. Karenanya, hal itu menjadi tantangan bersama yang harus dicarikan solusinya. (Enrico N. Abdielli)