Minggu, 6 Oktober 2024

PENGEN NGAKAK NIH..! Serangan Sampah Korea Utara Belum Berakhir, 900 Balon Terbang ke Korsel dalam 3 Hari

SEOUL – Korea Utara kembali menerbangkan ratusan balon sampah ke Korea Selatan. Ini adalah serangan terbaru dalam kampanye provokasi dan propaganda yang melibatkan kedua negara.

Militer Korsel pada Sabtu (7/9/2024) mengatakan, ada lebih dari 900 balon sampah yang diterbangkan Korut dalam tiga hari terakhir, termasuk sekitar 190 balon pada Jumat (6/9/2024) malam. Sekitar 100 di antaranya mendarat di Seoul dan Provinsi Gyeonggi, sebelah utara Korea Selatan.

Balon-balon itu mayoritas berisi kertas dan sampah plastik, tidak menimbulkan risiko keselamatan bagi masyarakat.

Kepada Bergelora.com di Jakarra dilaporkan dari Seoul, sejak Mei 2024, Korea Utara telah menerbangkan hampir 5.000 balon sampah ke Korea Selatan.

Pyongyang berdalih tindakannya adalah balasan untuk balon-balon propaganda yang diterbangkan aktivis Korsel.

Sebagai tanggapan, Seoul kemudian menghentikan sementara kesepakatan militer deeskalasi dengan Pyongyang, lalu memulai lagi beberapa siaran propaganda dari pengeras suara di sepanjang perbatasan.

Profesor di Universitas Ewha Seoul, Leif-Eric Easley, berpendapat bahwa serangan balon sampah itu sebenarnya tidak efektif bagi Korea Utara.

“(Kim Yo-jong—adik Kim Jong Un dan juru bicara utama rezim Korut) mungkin berpikir bahwa balon sampah memperburuk perpecahan politik di Korea Selatan, tetapi itu justru lebih merusak citra internasional Korea Utara,” ujar Easley, dikutip dari kantor berita AFP. Namun, ia menambahkan, balon-balon sampah itu memang membuat jengkel penduduk Korea Selatan karena mereka harus membersihkannya dan membuat khawatir adanya potensi eskalasi.

Kali Pertama, Balon Sampah Korea Utara Hantam Kompleks Kepresidenan Korea Selatan

“Cara paling masuk akal untuk keluar dari kebuntuan sekarang bagi Pyongyang adalah memulai kembali diplomasi dengan Seoul, agar kelompok masyarakat sipil Korea Selatan secara sukarela menghentikan peluncuran balon.”

Penerbangan balon sampah terbaru terjadi ketika Perdana Menteri Jepang yang akan lengser, Fumio Kishida, berada di Seoul untuk kunjungan dua hari.

Kishida bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Jumat (6/9/2024). Keduanya membahas pentingnya kerja sama Korea-Jepang dan dengan Amerika Serikat untuk menanggapi masalah nuklir Korea Utara.

Hubungan kedua Korea saat ini berada dalam salah satu titik terendah. Korut baru-baru ini mengumumkan pengerahan 250 peluncur rudal balistik ke perbatasannya di selatan.

Balon Sampah Korut Ganggu 115 Penerbangan di Korsel, 10.000 Penumpang Terdampak

Sebelumnya, kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, anggota parlemen Korea Selatan Jeong Jun-ho pada Rabu (3/7/2024) mengatakan, balon-balon berisi sampah yang diterbangkan oleh Korea Utara ke Korsel menggaggu 115 penerbangan, berdampak ke 10.000 penumpang.

Korut sejak akhir Mei 2024 menerbangkan lebih dari 1.000 balon berisi sampah ke Korsel sebagai balasan tindakan serupa oleh para aktivis Korea Selatan, yang biasanya menerbangkan balon berisi propaganda anti-Kim Jong Un.

Balon-balon Korut itu sempat membuat penerbangan masuk-keluar bandara Incheon di Korea Selatan terhenti tiga jam pada 26 Juni 2024.

Bulan lalu, melayangnya beberapa balon juga mengharuskan penerbangan lain menunda lepas landas atau pendaratan, bahkan mengalihkan penerbangan.

Adapun data 115 penerbangan komersial yang terdampak didapat Jeong Jun-ho dari Kementerian Transportasi.

Penerbangan itu termasuk jarak jauh dari Amerika Serikat (AS) yang terpaksa melakukan pendaratan alternatif. Para penumpang kemudian diantar ke Incheon. Ratusan penumpang dalam penerbangan dari San Francisco, Vancouver, dan Los Angeles dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Incheon, tetapi mendarat di Bandara Cheongju tanpa mengetahui apa yang terjadi, katanya, dikutip dari kantor berita AFP.

Gangguan ini adalah perwujudan dari “Risiko Korea”, kata Jeong, merujuk pada istilah untuk menggambarkan keraguan investor atas ancaman militer dari Korea Utara.

Jeong pun mendesak pihak berwenang berbuat lebih banyak untuk mencegah aktivis menerbangkan balon ke Korea Utara. Namun, Korea Selatan tidak dapat menjatuhkan sanksi kepada aktivis yang menerbangkan balon melintasi perbatasan karena putusan pengadilan tahun 2023 melarangnya ditetapkan sebagai pelanggaran kebebasan berbicara.

Hubungan kedua Korea saat ini berada di titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Korea Utara sedang meningkatkan pengujian senjata seiring hubungan yang semakin dekat dengan Rusia, di tengah tuduhan bahwa negara itu memasok senjata ke Moskwa untuk digunakan dalam perang di Ukraina. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru