JAKARTA- Imperialisme Amerika Serikat saat ini dalam keadaan bangkrut dan kedodoran. Oleh karena itu perlu memperkuat dominasinya di Indonesia dengan cara memastikan pemimpin Indonesia di masa depan adalah orang yang dapat diajak kerjasama dan dikendalikan. Sementara itu Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dinilai lemah. Demikian Ketua Front Pelopor, Rachmawati Soekarnoputri kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (9/8).
Mengutip kata-kata Bung Karno, Rachmawati menegaskan kembali bahwa To be or Not to be, kapitalisme dinegaranya sedang sekarat!
“Makanya mereka (Amerika Serikat-red) membabi buta seperti sekarang ini. Karena sedang akan masuk liang kubur, mereka perlu cari pegangan sana-sini. Indonesia yang mereka perebutkan. Untuk itu mereka menghalalkan segala cara di sini, karena SBY lemah,” jelasnya.
Amerika Serikat menurutnya tidak lepas dari kepentingan politik dalam negeri. Sementara pemerintahan Amerika sendiri sedang kedodoran di luar dan dalam negeri oleh berbagai persoalan yang bersumber pada kepentingan Imperialismenya.
“Jadi sebetulnya politik Amerika Serikat tidak berubah. Mereka harus mengembalikan kekuasaan imperiumnya kembali sebagai super power. Antara lain mereka lihat sasaran empuk itu Indonesia,” ujarnya.
Adu Domba
Putri Bung Karno ini menjelaskan bahwa dari jaman Bung Karno, bangsa Indonesia sangat mudah di adu domba untuk bisa kuasai. Hingga saat Pilpres terakhir ini, isu etnis, isu antar agama dan isu PKI selalu digunakan untuk memecah belah bangsa Indonesia.
“Itu semua kerja propaganda Imperialis Amerika. Politik devide et impera (pecah dan kuasai-red). Semua lini di adu dalam konflik antar agama, etnis, suku dan isu PKI. Padahal bangsa Indonesia tidak pernah punya masalah itu,”
Tapi menurutnya, kalau sebagian orang memposisikan diri sebagai komprador (penjual bangsa untuk kepentingan sendiri-red), maka itu menjadi masalah tersendiri.
“Selama mereka nasionalis menjadi tidak akan menjadi masalah, tapi kalau mereka bersedia menjadi antek imperialis maka timbul masalah. Udah lain. Mereka seharusnya menjadi musuh negara. Makanya kata Bung Karno, antek imperialis dan kaum komprador harus diganyang. Kalau kita lemah, maka kita yang hancur di adu domba seperti sekarang,” tegasnya.
Bangsa ini menurutnya harus segera sadar dan bangkit bersatu. Jangan lagi mudah terpancing dengan politik adu domba yang disetting oleh pihak luar negeri yang ingin memperdalam cengkramannya di Indonesia.
“Tidak boleh ada masalah antar agama. Tidak ada masalah antar pribumi dan turunan. Garis keras kita bisa terima. Kita punya Pancasila, kenapa harus takut. Jangan kemudian diolah intelejen asing kemudian menjadi isu kelompok teroris, kita ketakutan dengan Islam garis keras. Muka mereka seolah teroris. Itu semua operasi intelejen Imperialis Amerika yang memutasi persoalan. Gak pernah selesai semua sejak Bung Karno jatuh,” jelasnya.
Rachmawati sekali lagi menuntut agar Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono jangan lemah dan segera bertindak untuk menghentikan adu domba dalam Pilpres 2014 yang dilakukan pihak luar negeri untuk mengusai ekonomi dan politik dalam negeri.
“Anda (SBY-red) itu masih presiden yang sah, harus segera bersikap! Koq mau di obok-obok. Ya saya bilang manusiawi mau menyelamatkan diri. Tapi sebagai negarawan, kepentinga negara dan kepentinga pribadi mana yang lebih besar?” tegasnya. (Web Warouw)