Rabu, 22 Januari 2025

Rupiah Ambruk, Menteri Keuangan Bisa Senewen

JAKARTA- Mungkin karena takut dipecat Presiden Joko Widodo, Menteri keuangan membuat pembenaran yang rada “senewen” terkait pelemahan Rupiah. Menkeu Bambang Brojonegoro menyatakan bahwa pelemahan rupiah akan untungkan APBN. Alasannya perusahaan akan meningkatkan ekspor mereka sehingga penerimaan APBN akan meningkat. Demikian Direktur Institute For Global Justice (IGJ) Salamudin Daeng kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat(13/3).

“Menkeu lupa bahwa sebagian besar kegiatan produksi untuk ekspor di dalam negeri membutuhkan dollar mulai dari biaya investasi hingga produksi, baik untuk menghasilkan minyak, gas, mineral, batubara, dan juga kegiatan industri lainnya. Bahkan 70 persen bahan baku industri kita adalah impor,” ujarnya.

Belum lagi menurutnya perusahaan swasta maupun BUMN saat ini telah tersandera utang luar negeri yang menggunung. Bagaimana mungkin jatuhnya rupiah akan meningkatkan penerimaan pajak ?

“Justru sebaliknya, perusahaan akan banyak yang kolaps. Asosiasi Batu bara Indonesia (APBI) menyebutkan, ada sekitar 40 perusahaan batu bara yang tutup lantaran tidak kuat menghadapi anjloknya nilai jual. SKK migas menyebutkan Sebagian KKKS mengurangi kegiatan pengeboran, seperti Pertamina, PHE, CNOOC akibat penurunan harga minyak,” jelasnya.

Sementara Industri nasional  adalah industri yang sebagaian besar ditopang oleh bahan baku impor akan banyak yang bangkrut akibat meningkatnya ongkos produksi,  inflasi yang tidak terkendali dan suku bunga yang menjulang tinggi.

Fakta penerimaan pajak Januari  tahun 2015 menurutnya kurang dari Rp 7 triliun  dari target yang telah ditetapkan. Para analis memperkirakan kemerosotan penerimaan pajak akan terus berlangsung seiring ekonomi yang semakin melemah.

“Statement Menkeu  perlu dipertanyakkan, apakah berarti bahwa rupiah akan terus dilemahkan ? Atau menteri hanya bingung tidak tahu harus berbuat apa dalam menghadapi pelemahan rupiah? Sebelum Pak Menteri senewen, Lebih baik mundur !” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan setiap kali mata uang rupiah melemah Rp100 per dollar Amerika Serikat (AS) maka akan ada tambahan atau surplus anggaran.

“Memang kurs yang terjadi sekarang berada di atas asumsi APBN tetapi saya sampaikan bahwa setiap pelemahan kurs sebesar Rp100 akan menciptakan surplus di APBN,” ujarnya kepada media di Jakarta, Selasa (10/3).

Adanya potensi penambahan itu berasal dari meningkatnya pendapatan ekspor sektor migas dan pertambangan yang lebih besar dibandingkan dengan tambahan bunga utang yang harus dibayarkan.

“Ada selisih penerimaan dari migas dan pertambangan baik berupa royalti dan bagi hasil migas, dikurangi dengan tambahan pembayaran bunga utang. Selisihnya akan ditambahkan surplus ke anggaran. Ini untuk menjelaskan pelemahan rupiah tidak membahayakan anggaran,” katanya.

Dengan adanya pelemahan rupiah dan penurunan harga komoditas, tambahnya, mampu meningkatkan ekspor di sektor migas dan pertambangan.

Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah menjaga kestabilan makro ekonomi sehingga nilai tukar rupiah terus terjaga.

“Yang paling penting kita jaga kestabilan makro ekonomi agar ekspor meningkat dan current account deficit (CAD) juga dijaga,” katanya

Dia menilai depresiasi rupiah tidak berdampak buruk bagi keuangan negara meskipun angkanya melebihi asumsi makro ekonomi di dalam APBN.

“Kami anggap pelemahan kurs ini tidak membahayakan anggaran, malah risiko terbesar ada di target penerimaan pajak,” tegasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru